8

321 29 1
                                    

          Seulgi semakin menangis saat Hoony mulai berjalan kepintu. Dikuncinya pintu kamar oleh Hoony, lalu dibalikkan tubuhnya ke hadapan Seulgi.

"Berhentilah menangis. Itu tidak akan menyelesaikan masalah" kata Hoony.

"Oppa" kata Seulgi dengan mata yang sudah membengkak akibat menangis sedari tadi.

"Berhentilah merengek 'oppa'. Daripada menyebut 'oppa' lebih baik kau jelaskan semua apa yang terjadi pada hari itu" kata Hoony dengan wajah datar.

"Aku harus mulai darimana agar kau tak salahpaham lagi?" tanya Seulgi yang masih mengeluarakan air matanya. 

"Kenapa kau berbohong waktu itu?" tanya Hoony sambil mendudukkan pantatnya kekasur.

"Tadinya aku tak ingin berbohong padamu saat itu namun,,," Seulgi mengantungkan kata-katanya. Dilihatnya Hoony yang asik dengan hpnya.

"Kenapa berhenti" tanya Hoony tanpa menatap Seulgi.

"Bisakkah kau menatapku Hoony si. Aku ingin menjelaskan semuanya tapi kau malah tak melihatku dan malah asik dengan hpmu. Bagaimana masalah ini akan terselesaikan?" kata Seulgi sedikit menaikan nada bicaranya lalu menangis.
Dilemparnya hpnya lalu berdiri dan menatap Seulgi yang semakin menangis.

"Ini sudah sangat malam pulanglah, aku akan mengantarmu" kata Hoony lalu menyentuh rambut Seulgi dan mengelus dengan lembut.
Seulgi langsung memeluk tubuh dan mengeratkan tubuhnya ke dada Hoony. Sedikit terkejut dan segerah melepaskan pelukan itu namun Seulgi semakin mengeratkan pelukannya. Sedikit merasa sesak dadanya Hoony pun sedikit mengundurkan tubuh Seulgi.

"Hei jangan terlalu erat, lama-lama kita kehabisan nafas gara-gara ini" kata Hoony lalu menempelkan kepalanya ke bahu Seulgi.

"Hehehehe maaf" jawab Seulgi dengan wajah bahagia.

"Kamu gak marah lagi kan?" tanya Seulgi.

"Tidak aku gak marah kok sama kamu" jawab Hoony yang mulai perlahan melepaskan pelukan mereka.

"Hanya saja kamu harus janji kalau kau tak kan mengulangi kejadian itu, gimana mau ngak?" kata Hoony sambil menatap wajah Seulgi dengan jarak yang dekat.

"Oke aku janji gak akan ngulangin itu lagi. Percayalah" jawab Seulgi lalu mengecup bibir Hoony sekilas.

"Apa itu tadi? Kau menciumku? Kenapa hanya sekilas?" goda Hoony.
Seulgi tersenyum malu saat Hoony mengodanya dan menundukan kepalanya.
Hoony lalu melepaskan tangannya dari tubuh Seulgi dan meletakkan tangannya dipipi Seulgi. Diangkatnya wajah Seulgi kearah wajah Hoony.

"Seulgi'si aku minta maaf karena sudah mendiamkanmu selama 2 bulan belakangan ini. Apa kau mau memaafkanku?" tanya Hoony dengan lembut.

"Hoony'si aku yang seharusnya meminta maaf padamu, aku,,,," belum selesai berbicara, bibir Hoony mendarat dengan sempurna dibibir manis Seulgi. Hoony mulai melumat bibir Seulgi secara perlahan dan tidak tergesa-gesa. Seulgi menikamati setiap sentuhan dari tangan Hoony yang mulai merambah kemana-mana.
Namun Hoony tiba-tiba menghentikan semua aktifitasnya dan mulai menyadarkan diri. Seulgi yang melihat itu hanya bisa menaikan alisnya.

"Maaf, kita tak seharusnya melakukan ini. Aku harus segerah menghentikan semua ini agar tidak bermain terlalu jauh" kata Hoony menjelaskan kepada Seulgi yang kebingungan karena tindakannya.

"Aku tau kau belum siap. Jadi Aku tidak ingin mengambil resiko. Kita sudahi sampai disini saja,,,dan aku akan mengantarmu pulang. Ayo" kata Hoony lalu menarik tangan Seulgi keluar dari kamarnya.

"Tidak, aku tidak mau pulang aku ingin tidur disini" kata Seulgi sambil melepaskan tangannya dari Hoony.

"Ehh tak boleh. Cewek gak boleh tidur dirumah cowok. Bukan muhrim" kata Hoony lalu menarik tangan Seulgi kembali.

"Tidak. Aku tetap akan tidur disini" jawab Seulgi lalu merlari ke arah kasur dan merebahkan tubuhnya.
Melihat itu membuat sedikit geram Hoony karena tak mau menurut perintahnya.

"Oppa sini tidurlah disebelahku. Tak apa aku yakin kau kuat imam oppa" kata Seulgi diringi tawanya.

"Tidak aku akan tidur diluar saja, kau tidurlah" jawab Hoony lalu berjalan menuju pintu.
Namun belum beberapa langkah, jalannya diberhentikan oleh sebuah pelukan dibalik punggunnya.

"Oppa ayolah. Aku hanya ingin tidur bersamamu. Aku juga gak minta apa-apa. Please oppa" kata Seulgi dengan nada manja.

"Oke-oke ayo tidur. Aku juga sudah lelah" kata Hoony lalu memutarkan badannya dan mendorong dengan pelan-pelan gadisnya ke arah kasur.
Seulgi pun tersenyum karena Hoony mengikuti kemauannya. Direbahkan tubuhnya secara bersamaan dan saling bertatap muka. Mereka saling bertatapan sangat lama dan tanpa disadari Hoony mulai memajukan wajahnya. Bibir Hoony mulai menyatu dengan bibir Seulgi dan mulai memainkan gerakan secara perlahan. Seulgi pun membalas ciuman itu dengan santai.
Setelah berciuman sangat lama dan mulai kehabisan nafas akhirnya Hoony melepaskan ciuman itu dan mencium kening Seulgi singkat.

"Saranghae Seulgi'si"

.

       Seulgi terbangun dari tidurnya saat mendengar suara langkah mendekati tempat tidurnya. Dibukanya matanya secara perlahan, dan dilihatnya siapa yang datang. Seulgi lalu tersenyum dan bangun.

"Pagi oppa" sama Seulgi pada laki-laki itu.

"Pagi juga Baby. Bangunlah aku sudah membuatmu makanan. Cepat bersihkan dirimu lalu sarapan" perintah Hoony dengan lembut.

"Apa oppa akan segerah pergi? Kenapa rapi sekali?" tanya Seulgi.

"Aku ada jadwal hari ini jadi aku harus siap-siap. Sebelum itu aku akan mengantarmu pulang terlebih dahulu" jaway Hoony lalu meninggalkan Seulgi yang masih belum sadar sepenuhnya.

Sepertinya akan susah untuk melakukan kencan saat ini. Oppa pasti akan sangat sibuk. Aish menyebalkan sekali - batin Seulgi.

.



Maaf telat update beberapa jam.
Update 3 hari sekali kalau ada waktu heheeehe.
Dan maaf juga kalau ceritanya gak masuk akal dan aneh. Dan juga ada beberapa part yang gak seharusnya ditulis😀(tau lah apa)

Jangan lupa juga vote and comen ya .

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

WE / Seulhoon (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang