🔥23🔥

271 25 3
                                    

     Seulgi cepat-cepat menuruni anak tangga dormnya menuju parkiran bawah tanah. Ia akan berjalan-jalan dengan kekasihnya, Seunghoon. Ia sangat bahagia karena akan menghabiskah waktu liburan 1 hari penuh dengannya.
 
"Seunghoon oppa" panggilnya seraya melambaikan tangannya.

"Hai" balas pria itu. Seulgi sedikit berlarian menghampiri Hoony yang sudah menunggunya sejak tadi.

"Lama ya? Miane"

"Tak apa. Sudah biasa hehehe" jawab Hoony.

"Cepat masuk, keburu siang" suruh Hoony seraya membukakan pintu mobilnya.

"Ya tuan" jawabnya seraya senyum manis. Seulgi masuk kedalam dan segerah memakai sabuk pengaman. Hoony memasuki mobilnya dan mulai fokus menyetir. Selama perjalanan Seulgi berbicara panjang lebar tentang teman-temannya yang lucu dan suka dukanya setelah kencanya terpublis. Hoony mendengarkan  dengan baik setiap cerita Seulgi.

"Menurutku tak banyak berubah setelah hubungan kita kepublis. Semua orang mendukung walaupun ada juga yang tidak tapi aku senang karena fansku menerima berita ini dengan bijak" ungkapnya.

"Ya, kita bersyukur karena fans kita menerima dan menyetujui hubungan kita. Aku bahagia" sambung Hoony yang turut bahagia karena fansnya menerima hubungan ini. Seulgi menatap lekat mata Hoony.

"Sungguh? Tapi sepertinya kau tak bahagia bila dilihat dari wajahmu. Apa kau jujur berkata seperti itu?" tanya Seulgi masih menatap wajah kekasihnya yang datar. Hoony tersenyum dan menatap Seulgi sekilas.

"Apa aku terlihat tak bahagia? Kenapa kau tak percaya denganku?" tanya Hoony dengan komuk jahil.

"Aku percaya denganmu. Tapi entah Kenapa melihat wajahmu membutku goyah" jawab Seulgi jujur.

"Kenapa sedari tadi wajahmu datar tanpa ekspersi?" sambungnya lagi.

"Kenapa kau mempersalahkan wajahku? Ya kau tau aku lapar. Makanya wajahku seperti itu. Kau salah paham" jelasnya.

"Ah, miane. Aku kira kau marah atau apa" ucap Seulgi seraya memalingkan wajahnya ke kaca mobil. Hoony mengacak rambut Seulgi pelan.

"Jangan salah paham lagi ya!?" ucapnya. Seulgi mengabaikan omongan Hoony.

"Kita mau kemana?" tanya Seulgi.

"Ke rumah ku" jawab Hoony. Seulgi memandang Hoony tak percaya.

"Sungguh? Rumahmu? Bertemu dengan kedua orang tuamu?" tanyanya bertubi-tubi.

"Iya. Mau kan? Tapi kalau kau tak suka tak apa kita pergi ke lain tempat saja"

"Ya!! Aku mau kesana tapi aku belum siap. Kenapa kau tak bilang padaku tadi malam"

"Miane"

"Aku tak bawa buah tangan. Gimana kalau sebelum kesana kita mampir ke toko kue dulu?" ajak Seulgi.

"Baik. Disekitar sini ada toko kue kita bisa mampir dulu tapi jangan lama-lama milihnya"

"Yes tak akan lama. Thank you" ucap Seulgi seraya mengecup pipi Hoony.

"O" ucap Hoony terkejut. Seulgi cepat-cepat memalingkan wajahnya menghindar dari pandangan Hoony.
.
.
.
         Hoony memarkirkan mobilnya ditepat parkir dan menyuruh Seulgi untuk masuk kedalam toko kue.

"Kau tak ikut?" tanya Seulgi yang melihat Hoony tak beranjak dari duduknya.

"Kau sendirian ya. Badanku pegal-pegal aku ingin istirahat sebentar. Tak apa kan? Miane" jawab Hoony dengan rasa bersalah. Seulgi tersenyum terpaksa dan mengagukan kepalanya tak apa.

WE / Seulhoon (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang