Setelah kejadian di mall 2 hari yang lalu arvin sama sekali tidak menghubungi rasel ,padahal rasel terus-terusan menghubunginya namun tak pernah diangkat oleh arvin apakah arvin marah pada dirinya.
Rasel membuang nafasnya gusar sembari mengambil tas sekolahnya dan bergegas turun untuk berpamitan kepada kedua orangtuanya.
"Mah pah rasel berangkat ya"ucap rasel sambil menyalimi kedua orangtuanya
"Ga sarapan dulu kamu"tegur sang papa
"Nanti aja disekolah "ucap rasel
"Assallammualaikum"ujar rasel kembali
"Waallaikumsallam"
Rasel mendengus kesal jika saja ia bisa mengendarai mobil ia pasti tak akan berjalan kaki sampai depan komplek seperti ini untuk menunggu taxi ataupun angkot.
Sebenarnya bukan rasel tidak bisa hanya saja rasel masih takut untuk memngendarainya karena sewaktu latihan dulu ia pernah hampir menabrak dan itu membuat rasel enggan melanjutkan latihannya kembali
Rasel melihat jam ditangannya sudah hampir siang tapi tak ada satupun taxi yang lewat atau bahkan angkot bisa-bisa ia terlambat lagi
Tin tin tin
Rasel menatap lekat -lekat mobil hitam ferari yang sangat rasel kenali ini siapa lagi kalo bukan milik arvin
"Masuk"ucap arvin
Rasel masih diam di tempat benarkah arvin menjemputnya rasel pikir arvin masih marah kepadanya
"Hey sel masuk kenapa mlh nglamun kaya gitu"
Rasel tersadar dari lamunannya kemudian memasuki mobil milik arvin
"Hay rasel"sapa aleva yang duduk dibelakang
"Hay juga aleva"sapa balik rasel
Dan selama perjalanan kesekolah hanya ada keheningan bahkan aleva melihat sepasang kekasih didepannya itu hanya diam-diam saja membuat aleva gemas
Sedangkan rasel hanya sibuk membaca buku fisika karena hari ini ada ulangan fisika
"Ada ulangan ya sel hari ini"tanya aleva sambil melirik arvin siapa tau dengan aleva memulai pembicaraan arvin tergerak untuk berbicara pada rasel
"Iya nih"ujap rasel seadanya
Sesampainya disekolah aleva turun lebih dulu dari mobil dan sedikit berlari agar arvin dan rasel memiliki waktu berdua
"Heyy jangan lari-lari al nanti jatoh"teriak arvin pada aleva namun nampaknya aleva tak menghiraukannya.
Aleva terus saja berlari menuju koridor sekolahnya membuatnya sesak nafas padahal jarak gerbang ke koridor tidaklah jauh.aleva berpegangan pada tembok sambil memegang dadanya yang sesak sekolah masih sepi namun bukan aleva namanya jika tidak bisa mengatasi penyakitnya dengan cepat aleva mengeluarkan obat-obat tannya didalam tasnya.
Disisi lain arvin ketar-ketir melihat aleva yang berlari tadi saat arvin hendak menyusul aleva tangan arvin dicekal oleh rasel.
"Dia baik-baik aja kok pasti"ucap rasel
Arvin dengan gampangnya tak mengubris pernyataan rasel dan malah melepaskan cekalan rasel dan bergegas menyusul aleva
Namun rasel tak akan menyerah begitu saja rasel melesat dengan cepat kehadapan arvin menghadang cowok itu dengan merentangkan tangannya
"Dia cuma lari doank vin itu ga akan bikin dia mati kenapa kamu segitunya "pekik rasel membuat arvin tersentak rasel tak sengaja mengatakan hal itu
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Of Love {Completed}
Random"Kamu yang mulai berubah atau aku yg kehilanganmu" "Lepaskan aku demi dirinya jika itu lebih baik" "Jatuh cinta itu menyenangkan yang sulit itu jatuh untuk kedua kalinya" Start :6 juli 2019 Finish :6 juni 2020