📝 entri keenam belas

630 177 4
                                    

Halo, Changbin. Aku udah lama banget enggak cerita ke kamu, ya? Hehe, maaf. Enggak enak rasanya enggak cerita ke kamu tapi emang dua minggu lebih ini enggak ada sesuatu.

Jadi ya, kayak biasa. Aku belajar intensif—enggak, ini dari keinginanku sendiri. Gimana ya—masih sakit rasanya sama perkataan orang tuaku kemarin dan satu-satunya cara yang kutahu untuk meredamnya adalah dengan menyibukkan kepalaku. Dan aku juga sibuk. Novelku baru selesai editing dan sekarang lagi dalam proses pencetakan. Tinggal tunggu waktu. Aku tahu aku harusnya senang tapi maaf, Changbin, aku enggak bisa kepikiran buat senang.

Aku udah enggak ingat gimana polaku tidur. Aku juga enggak ingat aku udah makan atau belum. Enggak, bukan cuma karena aku diaduk rasa takut—tapi aku kepikiran gini. Buat apa makan kalau ujungnya makan lagi? Gitu dan gitu, dan aku akhirnya enggak bangkit dari kursiku hingga perutku benar-benar perih dan akhirnya aku makan. Aku makan cuma biar perutku enggak berisik, itu aja. Satu-satunya ketenanganku itu muncul kalau aku kerja habis-habisan.

Aku enggak mengerti kenapa Seungmin sering banget menyuruhku istirahat, padahal dengan menyibukkan diriku begini, aku merasa sehat banget! Biasanya kalau aku banyak pikiran, aku akan terlalu cemas sampai enggak bisa melakukan apapun. Karena itulah aku senang menulis dan belajar dan menari—itu semua membuatku sibuk sampai aku enggak perlu merasakan dan memikirkan apapun. Pikiranku akan fokus pada satu titik dan itu bantu banget. Selama liburan juga aku enggak keluar, pun orang tuaku kayaknya enggak peduli. Aku cuma balas pesan Seungmin dan Kak Changbin dua minggu yang lalu terus ponselku kumasukkan ke dalam lemari. Biar lebih sedikit gangguan. Biar rasa senangku dari menyibukkan diri ini berlipat-lipat.

Rasanya kebas. Aku ingin kebas selamanya. Kebas tanpa merasakan apapun. Kadang aku heran kenapa robot di film mau punya hati seperti manusia, padahal lebih enak jadi robot. Kamu dingin. Kamu enggak perlu merasakan hal paling enggak enak sedunia—yang namanya adalah hati dan perasaan.

catatan felix. ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang