Untitled Part 24

1.3K 190 14
                                    

Haewon berjalan di dalam perpustakaan kampus sambil memperbaiki tasnya. Gadis itu kini sendiri, Bangchan baru saja ijin tak bisa menemaninya karena ada yang harus dibicarakan dengan para saudaranya.

Haewon tak keberatan. Lagipula gadis itu kini sudah bisa menjaga dirinya sendiri, berkat ajaran Woojin dan Felix tentunya.

Lama gadis itu mengelilingi rak-rak penuh dengan buku tebal, akhirnya Haewon selesai memilih buku yang sekiranya bisa membantu gadis itu mengerjakan tugas dari dosen.

Saat sedang berjalan menuju bangku, gadis itu melihat Junhoe yang tengah mengacak rambutnya frustasi. Di hadapannya ada banyak buku tebal terbuka dan sebuah pulpen, langsung bisa tertebak oleh Haewon vampir itu sedang apa.

Dengan ragu Haewon berjalan mendekat ke arah Junhoe yang kini tengah menyembunyikan wajahnya dibalik buku-buku tebal tersebut.

Tok tok!

Mendengar meja diketuk, Junhoe perlahan mengangkat kepalanya.

"Auh kkamjagiya!!"

Junhoe memundurkan wajahnya cepat, saking kagetnya vampir itu sampai mengangkat tangan dan kakinya ke atas.

Haewon seketika tertawa keras, membuatnya harus ditegur para pengunjung perpustakaan. Tanpa ragu, gadis itu kini duduk di hadapan Junhoe.

"Aku tak menyangka vampir Red Block bisa kaget," ujar Haewon sambil membuka buku yang dibawanya diatas meja.

Junhoe perlahan menurunkan kedua tangan dan kakinya, menatap gadis di hadapannya bingung.

"K-kau tahu aku vampir Red Block?" tanya Junhoe pelan.

Haewon hanya menjawab dengan anggukan tanpa memindahkan pandangannya dari buku.

Junhoe langsung panik.

'Kalau begini, rencananya malah akan jadi berantakan!' batin Junhoe.

"Kalau kau tahu aku vampir Red Block, lantas kenapa kau malah mendekatiku?"

Haewon mengangkat kepalanya dan tersenyum tipis.

"Karena aku tahu kau tak sama seperti yang lainnya"

Jawaban Haewon membuat Junhoe terdiam.

Darimana gadis itu tahu bahwa dia tak sama dengan vampir Red Block lainnya? Sudah jelas-jelas Junhoe hampir mencelakakan Haewon di hari itu, hari dimana jari Haewon terluka.

"Tapi kan bisa saja, aku dikirim kemari untuk membunuhmu"

Haewon mengangkat kepalanya lagi, menatap Junhoe sejenak lalu tersenyum miring.

"Kalau memang iya, seharusnya kau sudah membunuhku sejak hari pertama kita bertemu. Walau ada Bangchan sekalipun"

Oke. Junhoe terdiam lagi.

Kenapa gadis ini bisa dengan tenangnya berkata seperti itu sih?! Yang berada di hadapannya ini sudah jelas-jelas adalah Malaikat Pencabut Nyawanya sendiri, tapi kenapa malah santai saja?!!

Junhoe hanya tak habis pikir.

"Oh iya, kulihat kau sedang kesulitan. Ada yang bisa kubantu?" tanya Haewon sambil menunjuk buku-buku tebal dihadapan Junhoe.

Junhoe menunduk dan menatap semua buku itu, kepalanya terasa sangat pusing hanya dengan menatapnya.

"Argh! Jangan ganggu, aku kesal! Kenapa juga tugas kampus itu sebanyak ini?! Aku tak mengerti semuanya!!"

Ya.. Junhoe tak sejenius Bangchan yang walau hidup dari jaman nenek moyang tapi langsung mengerti semua pelajaran sekolah manusia.

Haewon tertawa kecil dan akhirnya menarik salah satu buku tebal itu, membacanya dan menandai beberapa kutipan dengan highlighter berwarna pink-nya.

Junhoe hanya menatap Haewon bingung, sama sekali tak mengerti dengan apa yang tengah dikerjakan oleh gadis manusia dihadapannya itu.

Haewon tersenyum dan menutup kembali highlighter-nya, memberikan buku itu kepada Junhoe lagi.

"Ini jawaban untuk semua tugas itu. Semuanya ada di bukumu, jadi tak perlu kau cari dari buku perpus lagi"

Junhoe terkejut, vampir itu langsung memeriksa bukunya. Tanpa pikir panjang, vampir itu langsung menyalin semua kutipan yang sudah diberi tanda oleh Haewon. Namun detik berikutnya, vampir itu terdiam dan perlahan menatap Haewon.

"K-kenapa kau malah membantuku?"

Haewon yang tengah menyalin jawaban dari buku perpus langsung mengangkat kepalanya dan tersenyum manis.

"Kau kan teman satu kelasku"

Jawaban Haewon membuat Junhoe terdiam, sesuatu di dalam dirinya merasa sangat nyaman sampai rasanya ingin tersenyum terus. Namun detik berikutnya, Junhoe tersadar dan langsung menggeleng cepat.

'Sadarlah Junhoe! Gadis itu adalah musuhmu, orang yang harus kau bunuh! Jangan gagalkan rencana!'

"Haewon!!"

Seruan itu membuat Junhoe dan Haewon menoleh terkejut ke sumber suara, menemukan Bangchan yang kini tengah menatap keduanya dengan mata bersinar keunguan.

Bangchan berjalan cepat ke arah mereka berdua, tak mengindahkan para pengunjung perpus yang menyuruhnya untuk tak berisik.

"C-chan.."

Bangchan langsung menarik paksa tangan Haewon untuk berdiri dan langsung menatap tajam Junhoe yang kedua matanya juga telah berubah warna.

"Kenapa kau bersama dengannya?!" tanya Bangchan pada Haewon.

"A-aku hanya membantunya mengerjakan tugas, aku bersumpah Chan"

Bangchan mendengus kesal dan langsung menarik gadis itu pergi.

"C-chan, lepaskan tanganku! Chan, sakit! Chan!"

-------------------------------------------

Yeayyy bisa apdet lagi yeorobun semwa utututu😚

Abaikan, lg tijel-_-

Btw, don't forget to vomment gaes. Lop yuh ol😘

[Revisi] Yandere Vampire || B.Chan✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang