🛵 Epilog | Kenangan

774 48 17
                                    

E
P
I
L
O
G

🛵

Ketika kamu telah melewati masa remaja.
Lalu tiba dimana kamu beranjak dewasa ada waktu dimana kamu memikirkan masa-masa yang pernah kamu lewati di masa remaja dulu.

Kemudian kamu akan bertanya pada dirimu, "Bagaimana kabar mereka sekarang?"

OoOo

Sudah 3 tahun lamanya aku menetap di Makassar. Itu artinya kurang lebih sudah 1000 hari aku memulai segala hal baru kembali di kota kelahiranku ini. Dan tanpa kehadiran laki-laki yang setiap pagi aku senang memeluknya ketika ia memboncengku. Tanpa Jakarta yang padat dan macet. Tanpa untaian modus yang selalu berhasil membuatku besar kepala.

Mendapat teman baru bukan menjadi hal sulit lagi bagiku. Aku mau Ardan mendengar kabar tentangku bahwa aku memiliki banyak teman di Makassar. Seperti katanya di malam terakhir kami berbicara lewat telepon.

Bahkan aku sudah menemukan seseorang yang mengisi ruang kosong di hatiku. Hubungan kami baru berjalan 1 bulan lebih. Tapi kami sudah lama saling mengenal karena kebetulan kami berada di satu fakultas yang sama. Dia lelaki yang kelihatan dingin diluar tapi sebenarnya dia lelaki yang perhatian dan lembut. Dia bukan lelaki romantis mungkin karena sifatnya yang terlalu terbuka denganku. Sampai hal yang sebenarnya tidak perlu kuketahui, ia ceritakan padaku dengan jujur dan detail.

Namanya Panca. Dan sebentar malam, aku akan dinner bersama Panca. Panca langsung to the point, kalau dia mau memberiku hadiah ulang tahun saat kami dinner. Benar kan? Dia bukan lelaki yang romantis.

"Ada paket untuk kau." Seru Zul.

Jadi, selama tiga tahun ini. Aku tinggal bersama Zul--sepupu dari pihak ibu, tante Rosa dan suaminya. Kadang-kadang kalau aku bertengkar dengan Zul, aku menginap di rumah nenek.

Aku segera mengambil paketku di lantai bawah dan kembali masuk ke dalam kamar.

Paketnya berupa kardus. Entah apa saja isinya. Tapi aku tahu asal paket ini darimana.

Dari Jakarta yang merindukan Indah. Tulisan bertinta spidol di badan kardus seolah tidak mau membuatku mencari-cari siapa pengirimnya.

Lantas aku segera membuka kardusnya.

Ada banyak benda di dalam kardus. Setiap benda terselip selembar surat ucapan. Kecuali buku catatanku sewaktu SMA bersama surat-surat berharga yang ayah ikut kirim.

Isi buku catatan itu beberapa lembar hanya berisi rumus-rumus matematika dan kimia. Beberapa lembar lainnya, berupa gambar bunga-bunga, gunung, jalan dan sawah. Entah mengapa aku senang saja menggambarnya kala aku tidak tahu harus melakukan apa di kelas. Lalu, tiga lembar di belakang buku itu terisi puisi yang kudapatkan dari seseorang di masa SMA-ku.

Benda pertama di dalam kardus yang menarik perhatianku adalah gambaran wajahku. Aku mengambil surat yang terselip di bingkainya.

Selamat ulang tahun, kak Indah.

Keanu disuruh guru menggambar wajah seseorang yang Keanu rindukan. Makanya Keanu menggambar wajah cantik ini.

Vespa, Me and You #1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang