🛵13 | Touring

812 91 4
                                    

Belakangan hari ini aku sering berandai-andai kamu jadi milikku.

OoOo

| 13 |

Hari berlalu dengan cepat, menyisahkan kenangan yang teringat di benak. Banyak yang berubah dengan diriku sejak manusia bernama Ardan Hanafi masuk ke dalam duniaku. Dia berhasil membawaku keluar dari ruang-ruang sepi yang kukira tidak akan ada seorang yang bisa membawaku pergi dari sana.

Sekarang aku lebih menunjukkan emosiku. Aku tertawa lepas jika ada sesuatu yang membuatku ingin tertawa. Aku bertanya jika ada sesuatu yang mengganggu pikiranku.

OoOo

Pagi ini aku akan ikut touring dengan Ardan bersama teman komunitas YVC. Dua hari satu malam di puncak Bogor. Aku sudah bersiap-siap setengah jam sebelumnya dan juga sudah mengantongi izin dari Ayah. Mudah mendapat izin ayah karena Ardan selalu punya cara sendiri ketika berkompromi dengan ayah.

Terdengar suara nyaring vespa  di halaman rumah. Memakai jaket jeans milik Ardan dan menggendong ransel. Aku segera keluar menemui Ardan.

"Pagi." sapa Ardan.

"Hai. Pagi Ardan."

"Sudah siap?"

"Iya." Jawabku sambil menjentikkan ransel yang ada di pundakku.

Ardan menengok masuk ke dalam rumah kala sudah memarkir vespanya di depan bagasi, "Ayahmu mana?"

"Sudah ke warkop."

"Kalau bi Ima?"

"Ada di dalam, lagi cuci baju."

"Aku masuk dulu ya. Mau ketemu bi Ima." Dia mengeluarkan secarik kertas dari saku celananya.

Mengundangku ingin bertanya, "Itu kertas apa?"

"Ada deh." Balas Ardan. Lalu bergerak masuk menemui bi Ima. Saat ini aku tidak memiliki hasrat ingin tahu isi surat yang diberikannya ke bi Ima, saking semangatnya mau ikut touring ke puncak Bogor. Pasti akan seru berada bersama teman-teman YVC terutama ada Enal dan Adji.

Selang beberapa menit sesudah Ardan memberikan surat ke bi Ima. Kami lekas berangkat ke basecamp sebagai tempat titik kumpul.

Ada sekitaran 40 vespa yang ikut touring. Touring ini merupakan agenda bulanan, kata Ardan untuk mempererat silaturahmi antar anggota.

"Hai Ardan, Indah." sapa Adji. Mataku langsung tertuju pada sosok perempuan bermata sipit yang datang bergandengan bersama Adji.

"Hai." Jawabku, "Pacar kamu?"

"Iya. Namanya Cica. Gak pake K."

"Hai Cica. Aku Indah."

"Hai Indah." jawab Cica sambil tersenyum.

"Enal mana?" Tanya Ardan seraya membersihkan vespanya menggunakan kanebo. Setelah sampai di basecamp  ia langsung bergerak membersihkan vespanya itu. Katanya biar terlihat kinclong saat touring nanti.

Vespa, Me and You #1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang