No Longer

750 61 22
                                    

" namja yang begitu kau cintai, membuatku begitu iri. Yang bisa kulakukan saat kau menangis adalah berlari kearahmu, lalu duduk disampingmu dan mengatakan 'semuanya akan baik-baik saja', karena setiap waktuku adalah bersamamu. Aku tahu, dunia terus mengujimu. Air mata terus menetes. Aku tahu kau terluka. Aku tahu kau tak bisa lagi bertahan. Tapi ingatlah bahwa aku akan selalu menjadi tempatmu bersandar. Tempat dimana kau bisa membagi rasa sakitmu. Tempat dimana kau bisa menangis sepuasnya, karena aku mencintaimu dan akan selalu mencintaimu.. "__Jaehyun__

Jaehyun semakin mempercepat langkahnya, ia terlalu kesal karena Dooyoung tak juga menjawab telfonenya. Kini, Jaehyun sudah berada di gedung jurusan musik, dimana Dooyoung seharusnya berada.

Kim Dooyoung, akhirnya aku menemukanmu!! geram Jaehyun dengan senyum disudut bibirnya yang merah secara alami ketika melihat sahabatnya dari kecil itu tengah bercengkrama dengan riang nya bersama seorang namja yang tak ia kenal.

"Kim Dooyoung" panggil Jaehyun dingin ketika ia kini sudah berdiri dengan senyuman sengit dihadapan Dooyoung yang menatapnya melotot dan terlihat ia tak menyukai kedatangan nya. Jaehyun tahu betul dari tatapan melotot dari mata sipit si kelinci. Begitulah biasanya Jaehyun mengejek Dooyoung ketika ia kesal. Kelinci bermata sipit.

Dooyoung ingin sekali memukul kepala Jaehyun saat ini, karena teman semasa kecilnya itu sudah mengganggu kebersamaannya dengan seunbe favoritnya. "wea???"tanya Dooyoung dengan tatapan matanya bercampur antara marah dan kesal, ia ingin sekali menendang Jaehyun jauh-jauh darinya.

Jaehyun selalu membuatnya kesal jika bertemu dan ia tahu betul kedatangan Jaehyun pastinya hanya untuk mencurahkan ke galauannya karena yeoja yang bernama Yuta. Ia sangat bosan mendengar cerita cinta teman masa kecilnya itu.

"kenapa kau tidak menjawab telfonemu?"tanya Jaehyun menatap Dooyoung, ia tak peduli tatapan penuh selidik dari namja yang duduk disamping Dooyoung. Ia terlalu kesal karena Dooyoung mengacuhkannya. Sengaja mengacuhkannya.

"ap.. apa.. Apa yang kau katakan?"Dooyoung dibuat salah tingkah dengan ulah Jaehyun. Dooyoung melirik seubae nya, ia tak mau usahanya mendekati seunbae nya gagal total karena ulah bodoh dari namja gila dihadapannya yang bersikap seolah-olah kekasihnya.

"aku menelfonemu berkali-kali. Kau tidak menjawabnya. Kenapa kau lakukan ini padaku?" karena terlalu kesal Jaehyun meneruskan sandiwaranya, ia tak peduli tatapan mata Dooyoung yang terlihat ingin menelannya bulat-bulat dan menyuruhnya diam.

"ah.. seunbae.. ini tidak seperti yang seunbae bayangkan.."Dooyoung mencoba menjelaskan pada namja yang duduk bersamanya, ia tak mau seunbae nya salah faham dengan ulah si gila Jaehyun.

"tak apa Dooyoungie.. kita bisa melanjutkan diskusi kita nanti.. "kata namja yang merupakan seunbae favorit Dooyung.

Dooyoung bersumpah akan membunuh Jaehyun kalau sampai seunbae favoritnya menjahuinya karena ulah gila Jaehyun.

...

"WEA? WEA? WEAAA????"teriak Dooyoung kesal ketika kini ia hanya berdua dengan Jaehyun. Ia terlalu kesal dan marah atas ulah Jaehyun yang sudah mengganggunya dengan seunbae incarannya.

"salahmu sendiri mengacuhkanku.. aku itu menelfonemu.. kau malah sengaja tak menjawabnya.."ujar Jaehyun cuek saja.

"kau ingin tahu kenapa aku tak menjawab telfonemu?"

"wea??"

"KARENA AKU MALAS MENDENGAR KELUHANMU KARENA YUTAAA.... KAU DENGAR JUNG JAEHYUUUNNNN..."

"tidak perlu berteriak begitu.."

"kau benar-benar..." Dooyoung bersiap memukul Jaehyun, sebelum ia menyadari wajah sedih Jeahyun. Tak tega Dooyoung melihatnya. Se menyebalkannya seorang Jaehyun, Dooyoung tak akan tega memukul teman masa kecilnya itu. Kadang ia iba melihat bagaiman usaha teman semasa kecilnya itu mengorbankan perasaannya demi menjaga persahabatannya.

My First and Last [Taeyong x Yuta]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang