Puzzle Piece

512 42 8
                                    

“OMO? Tuan Muda? Nona Muda? Benarkah ini anda?” tanya Bibi Nam mencoba untuk percaya bahwa yang kini dilihatnya bukanlah ilusi semata.

Itu nyata dan benar adanya.

Tuan dan Nona Mudanya benar-benar berdiri dihadapannya. Didepan pintu rumah.

Sulit untuk percaya bahwa ini nyata. “Anda, benar-benar Nona Yuta dan Tuan Muda Taeyong? ini benar anda? Bukan hanya ilusikan?” Bibi Nam kembali bertanya akan kebenaran ini.

“Ini kami Bibi Nam” Taeyong membuka suaranya. Meyakinkan Bibi Nam.

“Oh Tuhan.. ini benar-benar suatu keajaiban. Anda kembali.. anda kembali setelah sekian lama. Terimakasih Tuhan.. Terimakasih..” Asisten rumah tangga terlama di rumah Taeyong itu menangis haru.

“Terimaksih anda telah kembali, Terimakasih Nona Muda.. Tuan Muda.. Terimakasih” Bibi Nam menggenggam jemari kedua anak majikannya itu.

“Bibi Nam..” Yuta memeluk Bibi Nam. Mencoba menenangkan Bibi Nam yang terlihat sangat emosional ini. Sebuah senyuman tersaji dari bibir Ibu 3 anak itu. ia bersyukur bahwa ia masihlah diterima dirumah ini, meskipun sudah melakukan kesalahan yang sangat fatal dengan meninggalkan rumah ini disertai luka bagi penghuninya.

“Saya sangat senang anda berdua kembali” isak Bibi Nam memandang dua anak majikannya itu.

“KENAPA LAMA SEKALI? SIAPA YANG DATANG??”
Tiba-tiba terdengar suara teriakan dari dalam rumah.

“Imo..” lirih Yuta membeku ketika melihat yeoja paruh baya yang masihlah terlihat cantik di usianya yang tak lagi muda. Menatap dirinya dengan tatapan yang sulit diartikan.

“Imo..” Yuta kembali bersuara. Tak terasa air matanya menetes bertemu dengan yeoja yang selama ini selalu menyayanginya dengan tulus, tapi dirinya malah melukainya begitu dalam.

“Nyonya ini__” Bibi Nam berbalik, mencoba melaporkan pada Nyonya besarnya itu. sebuah kejutan besar yang selama ini begitu dirindukan oleh rumah ini.

“Imo..” tanpa terasa, perlahan Yuta melangkah pelan masuk kedalam rumah, mencoba untuk mendekati Imo nya yang diam membeku menatapnya.

“Imo..” air mata Yuta tak bisa lagi dibendung. Setiap melihat Imo nya, Yuta selalu meneteskan air matanya. rasa rindu, rasa bersalah dan rasa sayang bercampur menjadi satu. Betapa besar pengaruh Hyuk Imo dalah hidupnya.

“Imo..” Yuta kini sudah berdiri begitu dekat dengan Yeoja paruh baya yang masih terlihat begitu cantik dimata Yuta. Hyuk Imo akan selalu terlihat cantik dimata Yuta.

Rasa ingin memeluk begitu memuncah dalam hati Yuta. Tapi, mengingat bagaimana dulu perpisahannya dengan Imo sangatlah buruk, membuat Yuta ragu untuk melakukannya. memeluk Imo nya erat.

Yuta berdiri terdiam menatap Imo nya dengan air mata yang terus berlinang.

Kedua tangan Yuta terkepal dimasing-masing sisi tubunya. Menahan keinginannya untuk merentangkan tangan memeluk Imo nya.

“Dasar anak nakal” tiba-tiba Hyuk memukul pundak Yuta yang berada dekat dalam jangkaunnya.

Tentu saja Yuta dan semua orang dibuat terkejut.

Setelah Hyuk diam dan menatap kosong, tiba-tiba tangan Hyuk melayang untuk memukul pelan pundak Yuta yang bisa dijangkaunya dengan mudah.

“Bagaimana bisa kau lakukan ini pada Imo, hah?” tanya Hyuk dengan tangan yang masih memukul Yuta pelan. Bukan pukulan kasar, melainkan pukulan pelan sebagai pelampiasan akan kemarahannya selama ini.

“Apa kau benar-benar sudah tak peduli pada Wanita Tua ini, hah?” tanya Hyuk pada Yuta. “Kau pergi dan tak pernah kembali. Bagaimana kau bisa melakukan itu, hah?” air mata Hyuk menetes seiring dengan pukulan dan ungkapan sakit hatinya yang sudah bertumpuk belasan tahun ini.

My First and Last [Taeyong x Yuta]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang