End To Start

525 38 7
                                    

Osaka, Japan.

Botanical Company, Osaka. 

"Boleh aku duduk disini?"

Yuta mendongkakkan kepalanya. "Senpai?!" seru Yuta tersenyum medapati Mentornya selama Magang datang menyapanya.

"Silahkan" Yuta mempersilahkan sebelum kembali melanjutkan makan siangnya yang kini ditemani Mentornya itu.

"Nakamoto Yuta, yang selalu makan siang di jam-jam terakhir waktu istirahat usai" Sindir sang Mentor yang mengenal Yuta dengan sangat baik. Yuta adalah salah satu Mahasisiwi Magang yang sangat mengagumkan, rajin dan pekerja keras.

"Apakah itu suatu pujian?" tanya Yuta kemudian setelah mengunyah makanannya.

"Itu sindiran, Yuta" jawab sang Mentor bergurau.

Yuta menanggapinya dengan senyuman. "Selamat makan, Haruto Senpai" ujar Yuta sambil menunjukkan sesendok nasi ditangannya pada sang Mentor, memberi tanda bahwa tak perlu melanjutkan percakapan itu dan mari kita makan saja.

Mentor Yuta yang bernama Haruto menanggapinya dengan hal yang sama yakni tersenyum manis dan mulai menikmati makan siangnya.

Untuk sesaat keduanya menikmati makan siangnya dalam diam. Menghormati makanan yang ada dihadapan masing-masing.

Sampai akhirnya, Haruto kembali membuka percakapan setelah ia menyelesaikan makan siangnya. "Jadi tinggal 2 Minggu lagi?"

"Hmm?" tanya Yuta kembali membagi perhatiannya antara makan siang dan menanggapi Mentornya. Sang Mentor sudah selesai dengan makan siangnya, tapi tidak dengan dirinya yang tinggal sedikit.

"Magang mu?"

"Oh.. Iya. 2 Minggu lagi" jawab Yuta, kemudian minum air mineral dihadapannya, sebagai penutup makan siangnya.

"Waktu berjalan sangat cepat"

"Senpai sangat membantuku selama aku disini. Arigato, Senpai"

"Kau tidak ingin melanjutkan Penelitian untuk tugas akhirmu disini? Semua orang menyukaimu.. tentu itu sangat baik untukmu"

"Aku masih belum menentukan topik apa yang akan aku angkat!"

"Disini banyak topik yang bisa kau jadikan Bahan Penelitian untuk tugas akhirmu. Aku bisa membantumu"

"Aku sangat terhormat bila Senpai bersedia membantuku" Yuta sangat berterimakasih. Tapi, rasa rindunya pada semua keluarganya di Korea tak bisa lagi dibendung.

4 Bulan 2 Minggu berada di Jepang membuatnya sangat merindukan suasan di Korea.

Awalnya, ia berfikir bahwa Osaka adalah segalanya. Mengingat di Osaka lah ia dilahirkan dan tumbuh, sebelum pada akhirnya berpindah ke Seoul, Korea.

Kerinduannya pada kota kelahiran membuatnya nekat untuk Magang di salah satu Perusahaan Pertanian di Osaka, Jepang. Tapi ternyata semua diluar prediksinya.

Osaka tak lagi sama seperti dulu.

Tak ada kehangatan keluarga yang selalu bersamanya selama ini.

Tak ada lagi kebersamaan keluarga yang selalu menemaninya selama ini.

Ia sendiri. Seorang diri hidup disebuah tempat yang kini terasa begitu asing baginya.

Banyak yang diharapakkannya ketika memilih Osaka. Tapi keluarganya di Seoul tetaplah selalu membuatnya bersedih hati karena merindu.

Perhatian Hae Samchon, curahan kasih sayang Hyuk Imo dan sikap sok dewasa Winwin yang begitu menggemaskan dan tentunya tak lupa Lee Taeyong. namja yang begitu di cintainya.

My First and Last [Taeyong x Yuta]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang