"Saat nafas masih berhembus, maka tetaplah berjuang untuk kebahagiaan hidupumu. Jangan menggantungkan hidupmu pada orang lain. Lakukan semampumu untuk bertahan. Berjuang untuk berdiri dengan kedua kakimu sendiri, dengan demikian kau akan merasakan bagaimana ringanya hidupmu"
**
"Hai, apa kau menunggu lama?" tanya Yuta yang baru saja masuk kedalam mobil Taeyong.
"Kajja!!" seru Yuta setelah memasang sabuk pengamannya dan siap untuk pergi menemani Taeyong mengikuti kompetisi dance.
Beberapa menit kemudian Yuta yang sudah duduk dengan nyaman didalam mobil merasa aneh ketika mobil tak juga bergerak jalan.
"Kenapa kau tidak menjalankan mobilnya?" tanya Yuta menoleh dan menemukan Taeyong yang terdiam dengan jemari meremat setir mobil erat.
Merasa ada yang tak beres, yeoja berdarah Jepang itu sedikit menggeser duduknya. Sedikit mendekatkan dirinya pada namja tampan yang tengah duduk terdiam, seperti hanyut dalam dunianya sendiri.
"Terjadi sesuatu?" tanya Yuta menyentuh lembut pipi tirus Taeyong. menyalurkan kasih sayangnya dan berharap Taeyong membuka mulutnya dan mengatakan apa yang ada dalam kepalanya sampai membuatnya diam membisu seperti ini.
"Tae.." Yuta menarik wajah Taeyong dan membuatnya untuk menatap dirinya.
Tanpa ada penolakan Taeyong mengikuti apa yang Yuta lakukan padanya.
Saling menatap. Menyelami dalamnya tatapan masing-masing.
"Apa yang mengganggu pikiranmu, Hm?" tanya Yuta lembut.
Ini terasa sangat tak nyaman ketika Taeyong diam membisu seperti ini. Apalagi ia bisa melihat manik Tayeong yang tak fokus. Seperti banyak sekali yang mengganggu dirinya. Padahal ini hari yang sangat penting baginya dan semua rekan-rekannya di klub dance.
Lalu, apa yang mengganggunya saat ini sampai memiliki ekpresi wajah sendu seperti ini?
"Jebal.. jangan seperti ini? Kau membuatku khawatir.. apa yang terjadi??" Yuta benar-benar sangat mengkhawatirkan Taeyong saat ini.
"Kau! Kaulah yang kini ada dalam pikiranku.. membuatku tak tenang dengan segala pemikiran bodohku.." jawab Taeyong frustasi.
"Aku?" Tanya Yuta binggung. "Kenapa denganku?"
"Bisakah kau tidak pergi bersamaku?" tanya Taeyong penuh harap.
Setelah Taeyong membuka mulutnya, kini Yuta tahu apa yang membuat Taeyong diam membisu dengan raut wajah sendu yang sangat membuatnya khawatir.
"Kenapa tiba-tiba?" tanya Yuta mengelus-elus pipi lembut Taeyong. "Kenapa tiba-tiba melarangku pergi menemanimu, hah?" Yuta bisa melihat Taeyong nyaman akan sentuhannya.
Taeyong tahu, ia sudah mulai terlena dengan sentuhan lembut Yuta.
Entah kenapa semakin hari Yuta semakin bersikap cukup berani padanya dan itu benar-benar membuatnya terlena akan sifat lembut yeoja berdarah Jepang itu. dan karena itu juga, niatannya untuk membawa Yuta kembali menjadi miliknya semakin besar.
"Banyak sekali yang ada dalam kepalaku saat ini.. aku sangat frustasi dengan semuanya.." lirih Taeyong memejamkan matanya berharap semua yang mengganggu dalam kepalanya sirna kerena sentuhan lembut mantan tunangannya itu.
"Katakan perlahan. Satu persatu.. dan aku akan membantumu.. katakan.." Yuta menarik tangannya untuk tidak lagi membelai lembut pipi Taeyong, namun beralih pada jemari Taeyong yang kini ia tautkan dengan jemarinya. Menggenggamnya erat. Memberikan kekuatan dan rasa sayang yang selama ini tak bisa ia ungkapkan secara gamblang.
![](https://img.wattpad.com/cover/177292642-288-k830399.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My First and Last [Taeyong x Yuta]
RomanceYuta hanya ingin membahagiakan semua orang dalam hidupnya. ia tak mau mengecewakan orang lain, biarkan dirinya terluka dan sakit, asalkan orang yang ia sayangi tidak terluka. biarkan dirinya menanggung sakit ini sendirian. karena begitulah ia akan h...