My Page

468 45 5
                                    

"Setiap orang pernah berada dalam titik terendah dalam hidupnya. Diacuhkan, tak di inginkan dan sendirian. Bukan tanpa alasan, setiap kesalahan pasti membuahkan saksi. Namun, setiap orangpun berhak diberikan kesempatan kedua untuk memperbaiki keadaan. Setiap orang berhak mendapatkan pintu maaf yang selebar-lebarnya, dengan segala penyesalan yang sudah dilakukan. Tugas kita sebagai makhluk cipataan tuhan adalah memberikan maaf dan kembali merangkul untuk menatap masa depan "

**

" Tae??" Yuta mengerutkan kening ketika mendapati Taeyong tengah berdiri didepan kelasnya yang baru saja usai. Cukup terkejut karena Taeyong tak mengabari kalau ingin bertemu. "Terjadi sesuatu?" tanya Yuta khawatir. Apapun yang menyangkut Taeyong selalu membuatnya khawatir. Ah.. konyol memang. Setelah semua yang sudah Taeyong lakukan padanya, ia masih begitu mencintai namja yang kini berdiri dihadapannya itu.

Taeyong yang sebelumnya tersenyum sumringah ketika bertemu Yuta, kini berubah menjadi kesal. Mendapati Jaehyun yang berdiri disamping Yuta. Ia tak menyukai namja itu. Apalagi ketika harus kembali mengingat bagaimana Jaehyun membelai surai Yuta waktu itu. Ingin sekali dirinya mematahkan tangan kurang ajar itu.

"Tae??" panggilan Yuta membuyarkan lamunan Tayeong.

"Aku ingin kita makan bersama untuk sebuah perayaan! " seru Taeyong kembali fokus pada Yuta dan tak menganggap ada Jaehyun disana.

"Perayaan?"

"He-um.. kajja.. "

"Tunggu!!"

"Wae?"

Bukan maksud Yuta untuk menolak ajakan Taeyong, hanya saja ini terlalu mendadak. "Aku harus bertemu Profesor Park untuk menyerahkan laporan praktikum lapangku dengan Jaehyun.." Yuta bisa melihat wajah tak suka Taeyong ketika menyebutkan nama Jaehyun. Itu terlihat sekali dari perubahan raut wajah namja tampan dihadapannya itu.

"Aku akan menunggu.." sergap Taeyong cepat. Tak masalah. Asalkan bisa membawa Yuta jauh dari namja menyebalkan itu. Ingatlah dengan baik, namja menyebalkan itu ada Jaehyun.

"Tak apa Yuta.. aku akan menyerahkannya. Kau pergilah.. " tiba-tiba Jaehyun menyela, Melihat raut wajah Yuta yang binggung membuat Jaehyun tak tega. Ia tak mau Yuta dihinggapi rasa binggung yang pada akhirnya akan membuatnya sedih.

Jaehyun tahu betul Yuta ingin pergi dengan Tayeong. Namja, yang jujur saja masih sangat tak dia sukai, mengingat perbuatan buruk yang sudah dilakukan pada Yuta.

"Ini tugas kita. Jadi, kita yang harus menyerahkannya bersama-sama.." putus Yuta, tak enak hati pada Jaehyun.

"Wae? Kau khawatir aku tidak menyertakan namamu disana?" Jaehyun mencoba membuat ketegangan Yuta sedikit mencair. "Kau tenang saja, aku tidak akan mengambil nilaimu.. aku tidak seburuk itu untuk menjatuhkan rekan satu kelompok ku.." canda Jaehyun yang berhasil membuat Yuta tersenyum manis.

"Awas saja kalau nilai kita berbeda! Aku tidak akan memaafkanmu.. aku akan mencarimu sampai kelubang semut kalau kau berani menjatuhkanku dengan mengambil nilaiku nanti.. "

Interaksi Yuta dan Jaehyun tak luput dari perhatian Taeyong. Tak suka ia melihatnya. Bagaimana bisa mereka melakukan itu dihadapannya. "Sudah.. ayo pergi.. " tiba-tiba Tayeong menarik pergelangan tangan Yuta begitu saja.

"Tae.." Yuta terkejut dengan apa yang Taeyong lakukan. Yeoja berdarah Jepang itu bahkan belum berterimakasih pada Jaehyun. Bagaimana bisa Taeyong melakukan ini padanya. Tidak sopan.

..

Yuta melirik Taeyong yang menyetir dalam diam. "Hei.. kenapa tiba-tiba wajahmu jadi kusut begitu?" tanya Yuta mencoba memulai percakapan. Dia tak suka suasana diam dan sunyi seperti ini. Kemana semangat Taeyong tadi yang menariknya begitu saja? Sampai dirinya tak sempat berterimakasih pada Jaehyun.

My First and Last [Taeyong x Yuta]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang