♥ prolog

57 11 5
                                    

Aku adalah seorang siswi dari sekolah yang cukup populer di daerah perkotaan Seoul ini. Aku murid yang pintar, percayalah.

Cantik? Menurut ku juga begitu, tidak begitu buruk. Tapi aku selalu bertanya-tanya. Apa yang membuat mereka selalu merendahkan ku. Menyindirku, seakan aku punya dosa yang sangat besar di dunia ini. Aku mungkin tidak peduli. Tapi sungguh, hati ku benar-benar hancur setiap mendengar tutur kata busuk mereka.

Aku selalu diam. Tidak banyak bicara. Orang mengatakan aku orang yang anti sosial, tidak peduli lingkungan, dan hanya mementingkan diriku sendiri. Hahh,,, yang benar saja. Aku seperti ini karena kalian, yang tidak pernah menganggapku ada. Kalian kira aku apa? Setan? Jika itu benar, aku tidak akan segan untuk menakuti kalian hingga lari terbirit-birit.

Bagiku berada di sekolah adalah sesuatu yang paling buruk untukku. Anggap saja aku ke sekolah hanya untuk mencari nilai dan menjemput ilmu ku, bukan teman. Bahkan teman sudah menjadi bagian di dalam daftar hitamku.

Hanya ada dua orang malaikat di hidupku. Eomma dan Oppa.

Aku sungguh bersyukur, setidaknya aku masih punya orang yang peduli dan tulus menyayangi ku.

Namun, dunia seakan kembali runtuh ketika seluruh warga sekolah tahu, bahwa lelaki yang sangat populer yang di dambakan banyak wanita bahkan telah menjadi Most Handsome di sekolah, kini telah terbongkar.

Dia adalah kakak ku. Kakak kandungku. Selama ini aku selalu menyembunyikan status kami sebagai sepasang saudara, aku tidak ingin ambil resiko. Dia terlalu sempurna untuk ku akui seorang kakak.

Park Ji Min.

Anak dari Park Hye Min, ibuku

Dan seorang adik perempuan kesayangannya, Park Hye Jin, tentu saja, aku.

Ayah? Dia meninggalkan kami karena kecelakaan pesawat saat perjalanan bisnisnya ke luar negeri.

Setelah ayah meninggal, aku bahkan tidak lagi punya teman untuk bercanda tawa, orang yang selalu menjaga dan mengantarku ke sekolah.

Jimin? Tentu saja aku tidak pernah mau berangkat sekolah bersama dengannya. Hanya karena satu alasan.
Aku.tidak.mau.diserang.oleh.fansnya.

Tapi saat mereka benar-benar sudah tahu, baiklah. Aku juga benar-benar menyerah. Karena memang itulah kenyataannya.

Setelah mengetahuinya, aku pikir mereka akan takut untuk menggangguku. Namun, sepertinya aku salah besar. Kesialan terus datang padaku.

Di saat seperti ini aku selalu menunggu terbitnya rembulan. Dimana seluruh badan dan pikiranku bisa damai untuk sejenak.

Dan hal yang ku tunggu-tunggu. Pergi ke dunia mimpi. Menemuinya. Mulai merangkai kisah baru yang hanya kutemukan di alam bawah sadarku.

Aku pun tidak tahu, entah sejak kapan aku mulai mengalami mimpi semacam ini.

Mimpi yang begitu nyata. Namun, aku masih terus bertanya, apa dia sungguh ada di dunia nyata juga? Atau hanya di dunia ilusi saja yang hanya bertugas untuk menghiburku.

Ahh.. Aku tidak peduli. Selama dia tidak mengurungku di dunianya, itu tidak menjadi masalah. Aku hanya perlu memasuki alam mimpi jika sedang merasa kacau, dan kembali jika sudah merasa lebih baik.

♥❤♥

"I hope we meet in the real world. Without anything changing"

DREAM LIFE 🌠 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang