♥ three.

40 13 3
                                    

♥❤♥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

♥❤♥

Langkah demi langkah terus ku ambil. Badanku bergetar hebat saat ingin mendekatinya. Bukan karena takut menemuinya, tapi takut jika seseorang memukulku lagi dari belakang.

Suasananya masih tetap sama. Begitu damai. Padang rumput yang hijau, jalanan yang sepi, dan begitu banyak pohon sansuyu yang tumbuh. Cahayanya juga cukup terang karena deretan lampion yang ikut menerangi.

Aku berdiri tepat beberapa senti di depannya. Aku terus menatapnya, tanpa mengucapkan sepatah katapun. Dia juga tidak bergerak, memejamkan matanya dengan damai.

Sepertinya dia tidak terusik oleh apapun, karena selama aku melihatnya dia selalu berpose seperti ini, tidur di bawah pohon dengan menyandarkan punggungnya dan tangan yang di letakan di dahi. Tanpa ada perubahan sedikit pun.

Aku jadi berpikir. Dia manusia atau bukan? Dia masih hidup atau mungkin... Ahh jika dia bukan manusia lalu tidak hidup, lalu itu artinya apa.

Aku mulai melangkah mundur, ku urungkan niat untuk menyapanya. Namun, selangkah setelah aku membalikan badan aku bisa mendengar suaranya.

Serak dan pelan.

"Sudah datang?"

Terkejut? Tentu saja. Ini lebih dari kata terkejut. Mataku kian melebar karena mendengar suaranya. Aku langsung merasakan hawa yang berbeda. Angin mulai menusuk tubuhku, dinginnya begitu terasa.

Aku ragu, terlalu takut untuk membalikan badan. Bagaimana jika nanti dia berubah wujud menjadi mengerikan? Tolong bangunkan aku. Aku ingin pergi dari mimpi ini.

"Aku merindukan mu"

Lagi.. Dia bersuara lagi. Kata-kata ini bahkan lebih mengerikan, membuatku merinding. Apa yang dikatakannya tadi? Rindu? Rindu pada ku? Benar-benar tidak beres.

Dengan sekuat tenaga, dengan mental yang berlapis baja, sungguh dengan berat hati, perlahan aku membalikan tubuhku. Melihat lelaki yang baru saja berbicara padaku.

Entah apa yang sedang menikam ku sekarang. Aku terpacu di tempat. Mataku mendelik untuk yang kesekian kalinya. Begitupun dengan jantungku yang sudah berdetak tidak beraturan. Aku mulai meneguk saliva setelah memandang lelaki di depan ku.

Sungguh. Anugerah tuhan ini sungguh indah. Tatapannya begitu damai. Senyumnya sangat sangat manis. Rambut hitam pekat, serta tubuh yang ramping.

Tolong jika begini jangan bangunkan aku sekarang.

Tolong jika begini jangan bangunkan aku sekarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
DREAM LIFE 🌠 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang