♥❤♥
Kurasa hanya orang bodoh yang mengerti bagaimana cara mencintai orang yang sudah dimiliki oleh orang lain--sepenuhnya. Benar aku juga orang bodoh seperti itu. Tidak pernah tahu apa yang sedang terjadi di lingkungan sekitarku.
Cerdas, ceria, suka bergaul. Itulah kepripadian ku. Kurasa aku termasuk orang yang cukup terkenal di sekolah. Terkenal bukan berarti tidak punya musuh kan? Malah kurasa semakin kita dikenal orang, maka semakin banyak pula yang akan menjatuhkan kita.
Termasuk harga diri.
Jika saja orang tahu kalau aku adik dari Park Jimin, tentu akan banyak gadis-gadis kurang kerjaan yang menerorku. Aku tidak akan membiarkan hidup ku diusik barang sedikitpun oleh mereka.
Meneror? Untuk apa?
Tentu saja mencari tahu berbagai informasi yang berbau dengan si Prince Sekolah. Jimin oppa itu sudah menjadi manusia yang dikenal oleh seluruh kalangan sekolah. Bahkan sekolah lain pun rela menonton team basketnya saat bertanding di lapangan dengan terik matahari yang membara. Kurasa mereka lebih sayang Jimin ketimbang kulit mulus mereka.
Aku bahkan tidak peduli dengan pertandingannya itu. Karena kurasa perpusatakaan lebih menyegarkan bagiku. Buku-buku fiksi dan AC benar-benar surga untuk hidupku.
Jika sudah begini maka tidak akan ada yang menganggu gugat kegiatan baca membaca ku. Biasanya aku hanya meminjamnya untuk dibaca di rumah. Tapi kali ini kurasa lebih baik membacanya langsung di perpustakaan. Lagi pula hari ini aku harus menunggu Jimin yang sedang mengikuti olimpiade di sekolah sebelah. Hanya berjarak sekitar beberapa meter dari sekolah ku.
Tidak mungkin kan jika aku menyia-nyiakan kesempatan makan gratis dengan oppa. Karena itulah kebiasaannya. Mentraktirku ketika selesai dengan urusan olimpiade nya. Kalah menang. Dia tidak peduli, yang penting namanya dikenal kalangan siswa-siswi. Sungguh miris.
Itu namanya haus akan ketenaran bung.
Sangat berbanding terbalik denganku. Aku ingat sekali saat kalah dalam olimpiade matematika. Rasanya pikiranku begitu kacau. Karena aku tidak mau mengecewakan eomma.
Kaki ku terus melangkah untuk mencari buku yang pas untuk dibaca. Terlalu luas untukku mencari satu persatu. Kurasa aku harus mencarinya lewat komputer penataan buku di ruangan ini.
Dengan langkah lelah aku mendaratkan tubuh di atas kursi yang cukup nyaman. Tangan ku mulai bergerak untuk mencari daftar buku yang ingin kubaca di benda pipih nan lebar canggih ini. Namun, pencarian ku terhenti karena mendengar suara pintu yang terbuka.
"Yaa! Hyejin-ahh! Kenapa kau disini? Semua orang sedang menonton pertandingan balap motor yang akan dilakukan oleh sunbae kita. Kau tau lawannya adalah anak angkatan kita"
KAMU SEDANG MEMBACA
DREAM LIFE 🌠
Hayran KurguHampir sebagian dari hidupku berada di dunia ilusi sana. Seluruhnya sudah ku rancang sedemikian rupa. Merangkai mimpi yang indah yang tak pernah kurasakan di dunia nyataku sebelumnya. Namun, semakin hari rasanya ini tidak benar. Ini hanya mimpi, seb...