♥❤♥
Terkadang manusia juga tidak bisa menghindari hal-hal yang mungkin menurut kita itu tidak benar. Terlebih hal itu membuat kita nyaman dan merasakan bahagia yang berlipat ganda. Itulah yang kurasakan sekarang. Aku kalah telak, entah sihir apa yang dia gunakan untuk tetap menahanku disini--bersamanya.
Aku yakin, jika orang-orang berada di posisiku mereka juga tidak akan menolak hal semacam ini. Aku tidak pernah merasakan kebahagiaan mempunyai seorang teman atau bahkan lebih dari sekedar teman. Penuh perhatian dan juga penggoda?
Jinyoung benar-benar berhasil menahanku disini. Aku bahkan melupakan bahwa tempatku bukanlah disini. Tapi bukankah ini juga berlaku untuk Bae Jinyoung? Tempatnya juga bukan disini, namun dia masih tetap bertahan disini. Setidaknya aku sama dengannya. Melanggar aturan yang seharusnya tidak boleh di langgar dari alam bawah sadar.
Aku menghitung sejak kejadian beberapa hari lalu yang sukses membuat jantungku hampir meledak, ini sudah hari kelima sejak kejadian itu.
Aku terus menjalani aktivitas layaknya berada di dunia nyata. Mengelilingi tempat yang indah bersama Jinyoung, tertawa bersama, atau bahkan saling mencaci bersama.
Aku bahkan tidak tahu, jenis hubungan apa yang sedang kujalani dengannya sekarang. Di dunia yang hanya ada kita berdua.
Hei Park Hyejin, kenapa kau jadi berharap terlalu tinggi.
Jika kalian bertanya semua yang ku jalani ini terasa tenang, jawabannya tentu tidak. Karena setiap selang beberapa menit ataupun beberapa jam, suara seseorang memanggil namaku terus terdengar--menggema di berbagai penjuru. Di saat itulah, air mataku akan berlinang, ingin kembali namun tidak tahu bagaimana caranya.
Satu yang aku ketahui dari sini. Hal yang membuatku mengerti, kenapa setiap kali aku meminta Jinyoung kembali dia terus saja menolak, itu karena dia juga tidak tahu bagaimana caranya membuka mata, tidak tahu bagaimana caranya kembali ke alam sadarnya. Kami benar-benar terjebak di dalam dinding yang tersembunyi.
Aku duduk di bangku taman yang kurasa ini adalah tempat terbaik untuk menenangkan pikiranku. Memandang matahari yang mulai terbenam, burung-burung berlalu lalang di atas sana dan langit yang perlahan berubah warna menjadi semakin gelap.
Aku rindu Jimin Oppa. Aku rindu eomma. Apa yang sedang mereka lakukan sekarang? Apa mereka makan dengan baik? Aku pasti benar-benar membuatnya khawatir.
"Melamun?"
Aku langsung mengedarkan pandanganku, menoleh ke arah suara yang melangkah mendekat. Dia ikut duduk di sebelahku, tanpa berpikir panjang aku ikut bergeser memberi celah untuknya agar mendapat tempat.
"Tidak, hanya termenung" aku hanya mengulas senyum tipis sambil menatap ke arah langit.
"Jangan duduk disini, ini sudah malam. Kita masuk saja ke dalam, bagaimana?" Jinyoung menatapku nanar, kurasa dia berusaha membujukku.
KAMU SEDANG MEMBACA
DREAM LIFE 🌠
FanficHampir sebagian dari hidupku berada di dunia ilusi sana. Seluruhnya sudah ku rancang sedemikian rupa. Merangkai mimpi yang indah yang tak pernah kurasakan di dunia nyataku sebelumnya. Namun, semakin hari rasanya ini tidak benar. Ini hanya mimpi, seb...