tirtytu

10.6K 1.2K 278
                                    

"Kenapa lu pergi saat gue mulai jatuh cinta?"

"Ini klasik, tapi itulah rencana Tuhan."

×××

Satu tiket di tangan, tujuan Los Angeles California. Jungkook hela nafasnya. Jalan gak minat di samping mama sepanjang bandara. Masih ada waktu tiga puluh menit menjelang keberangkatan, dan Jungkook selalu kepikiran Taehyung siang itu.

Hati kecilnya diam-diam menginginkan Taehyung ada di sini, mengantarnya pergi ke belahan bumi lain sebagai tempat tinggal, menggenggam tangannya dan mengatakan semua akan baik-baik saja. Berharap Taehyung bilang, setelah lulus SMA akan menyusul dan kuliah di sana bersama. Menjalani hari-hari indah, menikah dan bersama-sama sampai tua.

Tapi itu cuma harapan. Nyatanya Jungkook terus-terusan mengatakan pada diri sendiri kalau Taehyung itu cuma mantan. Mantan yang gak baik di kenang. Mantan yang jika boleh, ingin Jungkook lupakan.

"Mama," Tangan Jungkook yang gak menarik koper tarik lengan kemeja mamanya, buat wanita itu tolehkan kepala.

"Apa nak?" melihat lingkaran hitam di kantung mata Jisoo, buat Jungkook urungkan niat. Dia hanya tersenyum dan geleng pelan, "sini biar koper mama Jungkook yang bawa."

Jisoo naikkan sebelah alis, gestur bertanya, "kopermu sendiri berat loh."

Jungkook geleng, "gak kok ma, Jungkook kan kuat! Gak lihat lengan Jungkook yang manly berotot ?"

Jisoo ketawa kecil, "yaudah nih, tapi kalo capek kasih ke mama lagi ya. Jangan di tinggal sembarangan!"

Jungkook ngangguk, ambil alih koper di tangan mama. Dan dua orang itu jalan lagi, dengan Jungkook yang tarik dua koper jumbo di kanan-kiri. Pemandangan manis yang buat gadis-gadis di bandara gak berhenti alihkan pandangan.

Waktu berlalu begitu cepat. Dan pengumuman keberangkatan sudah di beritahukan. Jungkook punya kesempatan lima menit lagi untuk menginjak tanah Korea.  Dan lima menit lagi berharap melihat Taehyung ada di sini.

Mustahil.


Jungkook sendiri gak beri tahu kepergiannya pada Taehyung. Lalu dia ingin Taehyung ada di sini? munafik.

Dua koper mereka sudah ada dalam bagasi. Mama Jisoo menarik tangannya untuk segera naik ke pesawat. Hati Jungkook gelisah, dia ingin bertemu Taehyung untuk yang terakhir kali. Walau kesal, marah, dan greget bercampur baur dalam hatinya, Jungkook masih menyayangi cowok itu.

"Ayo, kenapa berhenti?" Jisoo bertanya saat Jungkook kaku di tempat. Sedangkan Jungkook gak sadar dirinya melamun.

"Sayang?" Jisoo melambaikan tangannya di depan wajah si manis, tapi Jungkook geming. Karena telinganya samar mendengar suara namanya di panggil oleh suara berat yang familiar.

"Jungkook?!" Mama Jisoo mencubit pipi anaknya kemudian. Takut-takut anaknya kerasukan di sini, itu gak lucu. Jungkook akhirnya tersadar, dan tersenyum malu kemudian.

"Jungkook!"

Mata Jungkook membesar. Suara itu terlalu nyata untuk di katakan sebuah khayalan. Saat kepalanya hendak menoleh, mama Jisoo buru-buru menangkup pipi anaknya dan tersenyum.

"Ayo sayang, kita bisa ketinggalan loh!" Lalu tangannya di tarik, sebelum Jungkook sempat menjawab dan menoleh.

"JUNG, INI AKU...NOLEH WOY!"

Ahh.. [vk/sk] FINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang