aku memasuki dapur dengan sebuah mangkuk besar di tangan, aku meletakkan mangkuk tersebut di atas meja makan dan beralih membuka lemari makanan.
oh tidak, tepungnya habis.
aku pergi menuju kamar untuk mengambil syal dan jaket, lalu keluar dari rumah untuk pergi menuju stasiun kereta bawah tanah.
kebetulan lokasi bahan adonan ada di kota sebelah dan aku harus menaiki kereta bawah tanah untuk sampai di sana.
aku masuk ke dalam kereta yang memiliki tujuan berhenti di stasiun kota sebelah dan langsung duduk di salah satu kursi.
keadaan lorong kereta yang aku duduki ini benar-benar sepi, hanya ada aku, seorang nenek yang tertidur, dan seorang lelaki dengan jaket hitam yang ia kenakan.
perhatianku terfokus pada lelaki tersebut. ia menggunakan topi hitam dan juga ia menggendong sebuah tas. aku menghiraukannya, lebih tepatnya menghiraukan rasa penasaranku terhadapnya.
tidak terasa, kereta sampai di stasiun yang aku tuju. aku berdiri dan berjalan menuju pintu kereta. namun cerobohnya diriku, aku menabrak tas lelaki tersebut yang sama-sama keluar di stasiun ini.
"ah maafkan aku"
"hati-hati ya lain kali" ujarnya sambil tersenyum manis kepadaku.
aku terpaku sesaat, "eh iya, maaf sekali lagi"
lelaki tersebut keluar dari kereta, begitu pula denganku. aku berjalan menaiki tangga. namun, langkahku terhenti saat seseorang menyentuh pundakku.
"permisi, nyonya. anda tidak apa-apa?"
aku mengerutkan dahi, "ada apa?"
"e-eh, seharusnya saya yang bertanya seperti itu. maksudku, ada apa dengan dirimu? jaket mu ada noda merah yang lumayan besar di sana" ucapnya sambil menunjuk jaketku.
aku menundukkan kepala, mataku membulat. eh? apa ini?
aku menyentuhnya, rasa kagetku bertambah.
ini bukan cat,
ini
darah.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
