aku meneguk ludah dengan susah payah, mau apa dia di depan rumahku ini? bagaimana dia tau rumahku?
aku menarik napas, lalu menghembuskannya.
kau bisa, syibel.
aku memutar kunci rumah, lalu memutar knop pintu dan menariknya.
"siapa?"
ia tersenyum manis di sana, "hai, kau perempuan yang di kereta tadi bukan?"
aku mengangguk pelan, "kau lelaki yang tadi bukan?"
ia terkekeh, "kau ingat rupanya"
"ada apa?"
ia mengeluarkan sesuatu dari saku celananya, "ini, kau menjatuhkan ini"
kartu pelajarku?
"ah iya terimakasih"
aku menghela napas lega, rupanya ia hanya mengembalikan kartu pelajar milikku yang terjatuh. dan tentu saja di sana ada alamat rumahku, makanya ia tau di mana rumahku ini.
"oh iya, kau mau masuk?"
ia menggelengkan kepalanya, "tidak usah, ada urusan yang harus aku selesaikan"
"begitukah?"
ia mengangguk, "atau kau mau ikut? nanti aku antarkan kau pulang juga" ia tersenyum lagi.
"kemana?"
"ke pusat kota, kau mau ikut?"
aku mengerjapkan kedua mata, pusat kota? jarang sekali aku ke sana.
"aku beneran boleh ikut denganmu?"
ia tertawa pelan, "tentu saja"
aku tersenyum lebar, "baiklah, tunggu sebentar"
aku masuk ke dalam rumah dan mengambil slingbag dan juga handphoneku. lalu aku keluar dari rumah dan mengunci pintu.
"ayo" ia mengajakku untuk masuk ke dalam mobilnya.
aku mengangguk dan masuk ke dalam mobil, duduk di sebelah kursi supir.
mobil pun melaju di jalanan yang ramai akan berbagai kendaraan. bunyi klakson dan deru kendaraan terdengar samar di telingaku karena aku berada di dalam mobil.
"memangnya kau ada urusan apa?" aku memulai basa-basi. sangat tidak enak jika hanya berdiam diri di dalam mobil.
"bukan hal penting, dan kau tidak perlu tau"
aku mengangguk, iya aku tidak boleh lancang.
"kau sekolah di sini bukan?" kali ini dia yang bertanya.
aku mengangguk, "iya, kau?"
"kita sesekolah"
"ah benarkah? aku tidak pernah melihatmu"
ia tertawa pelan, "aku memang jarang masuk sekolah, syibel"
dia tau namaku? ah iya kartu pelajar. aku lupa.
"kenapa? kau ada kerja sampingan?"
"bisa dibilang begitu"
"yaampun, ku tebak, kau kerja sebagai model ya?"
ia tertawa, "bukan-bukan, aku tidak tertarik dalam hal itu"
"aish sayang sekali, kau cocok jadi model"
"terimakasih"
tidak terasa kami sampai di sebuah gang. entah gang apa ini, katanya ia ada urusan di sini.
"tunggu sebentar" ia keluar sambil membawa tas hitamnya.
aku mengamati gerak-geriknya dari dalam mobil. ia berdiri di depan sana sambil menjinjing tas hitamnya. menunggu sesuatu, atau mungkin seseorang.
manikku menangkap seseorang yang keluar dari pintu samping bangunan yang langsung tertuju pada gang. tampangnya sedikit menakutkan menurutku. mungkin karena janggutnya yang tebal dan juga tato di mana-mana.
aku membaca gerak bibirnya, namun sulit. kumisnya yang tebal menutupi. huft.
tapi, aku bisa membaca gerak bibir lelaki yang bersamaku tadi.
ia mengatakan,
"ada seorang gadis di mobilku dan ia menarik untuk menjadi bonekaku"
'·.·★
hehehehehehehehe
gak rame ah, ampas begini
unpub unpub
KAMU SEDANG MEMBACA
Psycho Beomgyu ✓
Fiksi Penggemar☾ Ft. Choi Beomgyu ヾ2O19 ☽ Beomgyu is kind, but that is just an acting