syibel jadi pergi ke amerika bersama orang tuanya, meninggalkan kota yang telah ia tinggali bertahun-tahun.
sesampainya di bandara yang ada di amerika, syibel dan orang tua nya langsung masuk ke dalam mobil yang merupakan mobil milik papa syibel. ia sudah menyuruh supirnya untuk menunggu di amerika.
perjalanan terasa membosankan bagi syibel. kedua orang tuanya membicarakan tentang pekerjaan berulang-kali dan itu benar-benar tidak menarik untuk syibel.
"syibel" mama syibel memanggil.
"iya?"
"nanti kau didrop di cafe aja ya? mama sama papa harus ketemuan sama orang, kalau ke apartement dulu, bakalan lama soalnya beda arah"
syibel hanya bisa menganggukkan kepalanya, inilah alasan kenapa syibel lebih memilih untuk tinggal sendirian daripada ikut dengan orang tua nya ke negara sana sini. melelahkan.
"nanti kamu ditemenin kok sama dia"
syibel hanya menganggukkan kepalanya, ia tau maksud mama nya apa dan siapa.
perjalanan terasa cepat dan syibel sudah didrop di cafe ternama yang ada di amerika. tapi syibel malah berjalan menuju starbucks yang ada di dekatnya, lalu memesan vanilla cream dengan tambahan caramel di atasnya.
ia duduk di salah satu tempat sambil menunggu pesanan. bodohnya, ia malah memasangkan earphone di kedua telinganya dan tidak mendengar bahwa sang pelayan sudah memanggil namanya.
tiba-tiba sebuah tangan terulur sambil meletakkan pesanan syibel di atas meja, membuat syibel otomatis mendongakkan kepala.
"pesananmu sudah jadi dari tadi"
"ah iya terimakasih, darimana kau tau aku ada di sini?"
dia mengangkat sebelah alisnya, "tentu saja, kau selalu ke sini bukan? maksudku cafe yang kau suka hanya ini, ku tebak, kau memesan vanilla cream bukan?"
syibel terkekeh pelan dan mengangguk, "kau selalu ingat segalanya tentangku ya, jeon wonwoo"
wonwoo tersenyum tipis, "tentu"
"kau memang sedang di sini?"
wonwoo mengangguk, "aku ada urusan di sini"
"ah begitukah? sibuk sekali"
"setidaknya sesibuk apapun aku, masih ingat tuh hal-hal tentangmu"
"iyain ajaaa"
"gimana di kotamu? sekolahmu?"
"lancar, aku bertemu beberapa orang di sana"
wonwoo mengangguk, sedari tadi matanya menatap kepala syibel yang terasa aneh, "apakah terjadi sesuatu pada kepalamu?"
"oh? iya, terbentur ke tembok hehe"
"aish, cerobohnya"
"hehe"
"kau tidak melupakan apapun bukan karena benturan itu? bekasnya terlihat parah kau tau? pelipismu apalagi, masih ada bekas luka walaupun tertutup rambut"
ah iya, pelipis syibel memang sempat terbentur ujung nakas dan membuat sebuah sobekan di sana.
"em aku lupa tentang memori beberapa bulan yang lalu hingga sekarang"
"yang kau ingat, sampai mana?"
"sampai aku hendak membuat roti tapi tepungku habis, lalu aku pergi untuk membeli tepung, dan sudah"
wonwoo mengerutkan dahinya, "begitukah?"
syibel menganggukkan kepalanya, "kau tidak memesan?"
entah ini hanya perasaan wonwoo atau syibel memang mengalihkan pembicaraan.
tapi wonwoo menjawabnya dengan gelengan kepala, "tidak, aku tidak sedang ingin"
"oh okee"
"kau punya pacar?"
syibel menarik napas dan menghembuskannya, "tidak, jeon wonwoo. aku tidak mungkin berpacaran"
wonwoo menatap syibel penuh selidik, "kau berkata jujur?"
syibel menganggukkan kepalanya, "tentu, mana mungkin aku berpacaran saat kedua orang tua kita sudah menjodohkan kita kan?"
'·.·★
ya tau kan kenapa syibel gak jawab perasaan dia ke beomgyu wkwkwk ya gitu udah dijodohin, sulit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psycho Beomgyu ✓
Hayran Kurgu☾ Ft. Choi Beomgyu ヾ2O19 ☽ Beomgyu is kind, but that is just an acting