Pagi itu Barina dan Doni bekerja seperti biasa. Mereka tidak menunjukkan sikap aneh yang akan membuat satu kantor gempar. Untung saja, Doni dari pagi hingga sore rapat karena ada jadwal yang harus digantikan di hari ini. Dia pergi rapat sendiri, tanpa sekretaris. Sedangkan, Barina dari pagi sudah ke bank untuk melakukan pembayaran ke vendor dan pencairan cek setelah meminta Doni untuk menandatangani cek sesaat lelaki itu tiba di kantor.
Sebelum jam dua siang Barina sudah tiba di kantor dan langsung menyelesaikan pekerjaan yang tertunda. Dia pun sudah mengatakan kepada Yuni untuk izin pulang cepat dengan alasan urusan penting dan menyampaikan bahwa sudah izin ke Doni secara langsung saat meminta tanda tangan cek. Yuni percaya begitu saja tanpa menaruh curiga sedikit pun. Barina juga bersyukur Nura tidak masuk kerja, kalau tidak, rekan kerjanya itu akan memicingkan mata ke arahnya dengan tatapan curiga bagaikan seorang detektif.
Barina pamit kepada Yuni untuk pulang duluan ketika jam menunjukkan pukul empat sore. Alasan pulang jam segini agar tidak terkena macet jam pulang kerja sehingga bisa tiba di rumah lebih cepat dari biasanya. Saat gadis itu naik Trans Jakarta menuju Harmoni, Barata mengabarkan lewat pesan bahwa dirinya dan Marina baru saja tiba di rumah anaknya. Gadis itu pun membalas pesan dari Barata, mengatakan bahwa dirinya sudah dalam perjalanan pulang.
Di dalam perjalanan, gadis itu tidak luput dari pesan pribadi Doni yang mengintainya. Berawal dari pemberitahuan tentang rapat yang baru saja selesai, berlanjut dengan saling balas pesan soal perasaan dan perihal makan malam dua keluarga. Lelaki itu menggoda Barina dengan mengatakan, 'mau pakai baju warna apa? Biar sama,' ujarnya dalam pesan tersebut.
Barina tersenyum sambil memperhatikan jalan Jakarta di sore hari dengan earphone tersangkut di kedua lubang telinga. Jemarinya menekan tiap huruf di layar datar. Dia membalas, 'kayak bocah aja.'
Doni yang saat itu juga berada di dalam perjalanan pulang, mengulum senyum membaca pesan dari gadis yang dicintainya. 'nggak apa-apa dibilang kayak bocah. Yang penting hati lo buat gue,' balasnya disertai dengan emotikon tersenyum.
Kondisi Trans Jakarta tempat Barina berada perlahan mulai padat sehingga memaksa gadis itu untuk memasukkan ponsel ke dalam tas dan menguatkan pegangan agar tidak jatuh. Hal itu membuat pesan terakhir dari Doni tidak terbalas.
Karena tidak dibalas oleh Barina, Doni menjadi gelisah. Dia takut salah bicara dan membuat gadis itu merasa tidak nyaman. Sepanjang perjalanan dia kerap memperhatikan layar ponsel yang tidak juga muncul balasan dari Barina. Sekalinya berbunyi, pesan dari Nita yang mengingatkan untuk mampir ke toko bunga, toko kue dan toko perhiasan. Nita sudah memesan sebuah cincin untuk Barina sepulang dari Bekasi. Wanita itu sangat yakin bahwa lamaran putranya pasti diterima. Selain pesan dari Nita, juga pesan dari Arti yang mengabarkan bahwa dirinya akan pulang terlambat karena ada pekerjaan yang mendesak. Doni membalas pesan Arti dengan singkat, 'yang penting datang, Mbak. Biar bisa kenalan sama Barina.'
Arti hanya membalas, 'siap.'
Di toko bunga, Doni memesan sebuah buket yang terdiri dari lili putih dan tulip merah. Menurut Nita yang paham soal bunga bahwa lili putih menggambarkan ketulusan dan kesucian. Sedangkan, tulip merah menggambarkan cinta yang mendalam. Dua makna bunga tersebut sangat cocok dengan perasaan Doni kepada Barina.
Doni memperhatikan Sang Perangkai Bunga yang cekatan dalam merangkai. Usia wanita itu tergolong tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda. Dari raut wajahnya bisa ditebak sekitar usia pertengahan empat puluh. Doni mengenali wanita itu, sebab beberapa kali mengantar Nita membeli bunga di toko ini. Bisa dibilang, toko bunga langganan Nita. Seperti istri seorang CEO kebanyakan yang kerap mengisi waktu luang dengan merangkai bunga untuk menghiasi rumah agar terlihat asri dan wangi. Usai buket pesanan Doni selesai, perangkai bunga lain menyerahkan beberapa tangkai bunga lili putih; mawar merah; krisan putih dan merah; dan tulip putih. Usai membayar, Doni kembali ke mobil sambil memangku bunga tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thirty Sucks
Chick-LitTAMAT Rank #1 of hashtag 30: 6 - 19 Feb 2019 1 - 12 Mar 2019 19-26 Mar 2019 30 Sep-3 Okt 2019 19 Jun - 1 Juli 2020 11 Nov - 5 Des 2021 12 Des - 31 Des 2021 1-2 April 2024 Rank #1 of hashtag engagement 9 - 13 Aug 2020 6 - 7 Des 2020 25 May 2021 - 20...