Happy reading :)
●●●●
"Kak, nanti ajakin Kak Flo ke rumah ya," pinta Ireina, menatap kakaknya yang tengah mengenakan sepatunya di sofa.
Aksa menghentikan pergerakan tangannya yang tengah mengikat tali sepatu, beralih menatap adiknya. "Ngapain?" Bingungnya.
"Kan Kemarin Kak Flo udah janji mau ngajarin Ireina menggambar," ujar gadis itu.
Aksa mengerutkan keningnya. "Emang harus hari ini ya?" Herannya.
"Harus lah Kak. Irei baru inget kalau mulai minggu depan Ireina udah mulai sibuk persiapan buat ikut kompetisi piano," terang Ireina.
Aksa terdiam sesaat. "Kapan-kapan aja ya?" Mintanya.
"Nanti aja Kak," rengek Ireina.
Aksa menghela nafas. Kalau adiknya sudah merengek seperti itu, mana bisa ia menolak.
"Nanti Kakak usahakan."
Ireina langsung bersorak senang. Aksa tersenyum tipis melihatnya. setelah kedua tali sepatunya terikat, Aksa beranjak mendekati Ireina. Menunduk dihadapan gadis itu.
"Kakak berangkat dulu," Aksa mengusap puncak kepala Ireina. Gadis itu tersenyum dan mengangguk.
"Bi inah," Aksa memanggil asisten rumah tangganya. Tak lama kemudian wanita paruh baya itu menghampirinya.
"Jagain Ireina bik, saya mau berangkat sekolah dulu," ujar Aksa saat Bik Inah sudah berdiri dihadapannya. Bik Inah mengangguk mendengar perintah itu.
"Baik den."
Setelah mengusap puncak kepala Ireina, Aksa beranjak menuju pintu rumahnya.
Mungkin kebanyakan orang mengira dirinya itu cuek, introvert, dingin. Memang itu benar, tapi sikap itu tak berlaku untuk adiknya.
Aksa tak peduli penilaian orang lain pada dirinya, Mereka hanya belum tau, serumit apa kehidupannya ini.
******
Floretta menutup telinganya menggunakan kedua tangan, hal serupa juga dilakukan oleh dua orang yang duduk dihadapannya. Kalila dan Kevin.
"Kak Kev, usir gih temen lo ini dari sini," Sungut Floretta kesal, melirik sinis cowok yang duduk disampingnya. Cowok yang tengah memainkan gitar sembari bernyanyi.
"Vin diem deh," Ujar Kevin, menyuruh temannya itu untuk segera berhenti bernyanyi sebelum telinga pengunjung kantin sakit karena mendengar suara cowok itu.
"Lo mah gitu Kev, gue lagi patah hati ini. Biarin gue menghibur diri kek," protes Arvin , walaupun akhirnya ia menurut. Menghentikan nyanyiannya. Membuat Floretta, Kalila dan Kevin menghela nafas lega.
"Tapi nggak usah nyanyi segala kali Kak! Sadar diri sama suara lo, untung telinga gue nggak apa-apa," sungut Floretta sembari mengusap-usap telinganya.
"Suara gue bagus tau," balas Arvin. Mereka sudah cukup dekat walau baru pertama bertemu. Sikap keduanya yang sama-sama welcome membuat mereka mudah akrab.
"Bagus apaan?" Floretta langsung membalas sewot. "Telinga gue sampe sakit dengernya," ketus Floretta.
"Lo kalau ngomong jujur banget, bohong dikit napa," Cibir Arvin.
"Bohong dosa Kak," Balas Floretta.
Arvin mendorong kepala Floretta menggunakan jari telunjuk. "Sok lo," cibirnya lagi.
"Emang bener."
Arvin sudah menyiapkan bermacam cibiran untuk membalas ucapan Floretta tadi, tetapi kedatangan ibu penjaga kantin mengantarkan pesanan mereka membuat Arvin tak jadi berbicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
FLORETTA
Teen Fiction[H•I•A•T•U•S] Aksa Melviano Alterio, sosok misterius penuh teka-teki. Yang kebanyakan orang tau, Aksa itu cowok penyendiri, yang tidak suka diganggu. Tanpa tau, bahwa kehidupan Aksa tidak sesederhana yang terlihat. Floretta Karalyn Carabella, murid...