"You are mine, now."
Bisikan itu membuat Floretta membeku Floretta mendongak menatap Aksa, Sedangkan Aksa menunduk menatap Floretta.
"Ma..maksudnya?" Tanya Floretta pelan. Mata cewek itu membulat, penuh keterkejutan.
"Lo bisa artiin kan?" Tanya Aksa.
"Bisalah," balas Floretta mendadak sewot.
"Yaudah."
Jawaban macam apa itu?
"Aku itu nanya maksudnya Aksa. Bukan artinya," geram Floretta.
"Be my girlfriend," ujar Aksa memperjelas.
"Kamu serius?" Tanya Floretta dengan mata semakin membulat.
Aksa mengangguk.
"Maksudnya...kita pacaran?" Tanya Floretta meminta jawaban lebih spesifik.
Lagi, Aksa mengangguk.
"Yang jelas dong. Iya apa enggak? Jangan cuma ngangguk," protes Floretta.
"Lo kenapa jadi cerewet?"
Pertanyaan Aksa membuat Floretta merengut. Cewek itu memukul pelan lengan Aksa menunjukkan kekesalannya.
"Aku dari dulu gini. Kamunya aja yang kurang merhatiin," kesal Floretta.
"Gue bisa batalin pernyataan gue tadi enggak?"
"Pernyataan apa?" Tanya Floretta tak mengerti.
"Pernyataan kalau lo cewek gue sekarang."
"Kenapa?" Floretta masih belum paham dengan apa yang dibicarakan Aksa.
"Lo galak ternyata. Gue mau cari kandidat lain buat jadi cewek gue," ujar Aksa dengan ekspresi flat seperti biasa.
Floretta melotot, cewek itu terperangah. Kali ini bukan lagi memukul lengan Aksa, melainkan mencubitnya. Membuat cowok itu meringis.
"Stop..stop," ujar Aksa meraih tangan Floretta yang mencubit lengannya tadi. Cowok itu beralih menggenggamnya.
Aksa tertawa geli melihat ekspresi kesal yang ditunjukan Floretta. Cowok itu mengusap rambut Floretta. "Nggak akan ada kandidat lain. Just you."
Floretta menahan bibirnya agar tidak tersenyum mendengar perkataan Aksa barusan.
"Kenapa harus ditahan kalau mau senyum?" Tanya Aksa mengusap pelan sudut bibir Floretta.
Floretta tak tahan lagi. Akhirnya senyum yang sedaritadi ia tahan akhirnya mengembang. Bersamaan dengan rona merah yang menghiasi pipinya.
"Cantik," puji Aksa mengusap pipi Floretta yang memerah. Semakin memerah lagi setelah mendengar ucapan Aksa tadi.
"Astaga!" Pekik Floretta menutupi wajahnya dengan kedua tangan.
"Kenapa?" Tanya Aksa.
"Aku malu tau!" Ujar Floretta sembari menangkup kedua pipinya yang memerah. Ekspresi cewek itu terlihat menggemaskan, namun itu tak bertahan lama. Karena setelahnya Floretta menatap Aksa dengan mata memicing.
"Kenapa?" Tanya Aksa sedikit risih dengan jenis tatapan Floretta saat ini.
"Ini beneran Aksa kan? Aksa Melviano Alterio kan? Yang ngomong pertama kali sama aku cuma dua kata itu kan? Yang duduk sebangku sama aku tapi selalu diem aja macam patung itu kan? Ini Aksa yang kalau seneng, sedih ekspresinya tetep flat itu kan?"
Perkataan Floretta membuat Aksa mengerutkan kening. "Apa?" Tanya Aksa tak mengerti.
"Jawab aja. Ini Aksa yang itu kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
FLORETTA
Teen Fiction[H•I•A•T•U•S] Aksa Melviano Alterio, sosok misterius penuh teka-teki. Yang kebanyakan orang tau, Aksa itu cowok penyendiri, yang tidak suka diganggu. Tanpa tau, bahwa kehidupan Aksa tidak sesederhana yang terlihat. Floretta Karalyn Carabella, murid...