Happy reading :)
___________________________________
Suara keributan dilantai bawah membuat Rega buru-buru turun. Floretta awalnya diam, lantas memutuskan untuk mengikuti cowok itu.
Sampai dibawah, Floretta mendapati Aksa yang berusaha memasuki gedung namun ditahan oleh beberapa cowok yang ada disana.
Floretta hendak menghampiri Aksa, namun tiba-tiba kedua pergelangan tangannya dicekal dua cowok yang entah sejak kapan sudah berada disampingnya. Floretta berusaha melepaskan namun tangannya malah terasa sakit karena cengkraman kuat kedua cowok itu.
Aksa menoleh kearahnya, tatapan matanya tak bisa Floretta artikan.
Rega berjalan mendekati Aksa, cowok itu menyeringai licik.
"Segitu pentingnya cewek itu sampai lo nekat nerobos kawasan kekuasaan gue?" Tanya Rega.
"Nggak usah banyak ngomong lo. Lepasin dia sekarang," ujar Aksa datar. Tetapi tatapan matanya tajam.
"Wow, segitu pengin ketemunya lo sama dia? Nanti dulu lah bro, kita bikin kesepakatan dulu lah," ujar Rega berbasa-basi membuat Aksa muak.
Aksa hanya menatap Rega datar, meminta cowok itu untuk segera mengatakan maksud ucapannya.
"Gue bakal lepasin cewek lo, asalkan lo bersedia ngalah dipertandingan besok malam," ujar Rega.
Sekarang berganti, Aksa yang menyeringai. "Segitu nggak bisanya lo ngalahin gue? Sampai lo pake cara cupu kayak gini biar bisa menang? Pengecut tau nggak," ujar Aksa tajam. Jelas saja perkataannya itu memancing amarah Rega.
"Auwh!" Ringisan Floretta membuat Aksa langsung menoleh menatap cewek itu.
Floretta mengusap pergelangan tangannya yang berdarah karena tergesek gelang besi yang melingkar disana. Karena terlalu berusaha membebaskan tangannya Floretta tak sadar kalau gelang ditangannya bisa saja menggores kulitnya.
"Lepasin tangan lo, atau gue patahin sekarang juga," ujar Aksa dengan nada yang terdengar menyeramkan membuat kedua cowok itu refleks melepaskan cengkramannya ditangan Floretta.
Floretta dengan sigap berlari mendekati Aksa, lalu bersembunyi di belakang cowok itu. Aksa mengenggam sebelah tangan Floretta yang tidak terluka. Membiarkan cewek itu tetap dibelakang tubuhnya.
"Lo tau? Perkataan lo tadi udah ngrendahin harga diri gue. Gue tarik kesepakatan gue tadi, ambil balik cewek lo. Sebagai gantinya gue nggak akan biarin lo keluar dari sini tanpa luka," ujar Rega.
Bukannya takut, Aksa malah tersenyum remeh.
"Sekarang!" seru Aksa. Tak lama kemudian datang Bara bersama para anggotanya. Tak kalah banyak dengan anggota Rega.
"Sekarang adilkan? Lo keroyokan gue juga bisa keroyokan," ujar Aksa. Sedetik kemudian setelah ada aba-aba dari leader masing-masing mereka mulai saling menyerang.
"Bram, jagain dia. Jangan sampai kenapa-napa," ujar Aksa menyerahkan Floretta kepada salah satu cowok. Cowok bernama Bramasta itu mengangguk. Lantas membawa Floretta menjauh dari sana.
Setelah memastikan Floretta aman, barulah Aksa bergabung dalam perkelahian itu.
Bramasta membawa Floretta duduk dibangku yang terdapat diluar gedung. Floretta masih terlihat shock. Cewek itu hanya terdiam. Hal itu membuat Bramasta menggaruk kepalanya yang tak gatal.
Bramasta berdehem pelan. "Lo kenapa bisa ada disini?" Tanyanya.
"Gue nggak sengaja ketemu sama Rega tadi di mall. Terus dia bawa gue kesini," jelas Floretta.
KAMU SEDANG MEMBACA
FLORETTA
Teen Fiction[H•I•A•T•U•S] Aksa Melviano Alterio, sosok misterius penuh teka-teki. Yang kebanyakan orang tau, Aksa itu cowok penyendiri, yang tidak suka diganggu. Tanpa tau, bahwa kehidupan Aksa tidak sesederhana yang terlihat. Floretta Karalyn Carabella, murid...