15|| Obrolan di rooftop

67 12 1
                                    

Floretta menghempaskan tubuhnya ke atas tempat tidurnya. Cewek itu terus berkomat-kamit sembari menepuk pelan dadanya.

"Astaga! Astaga! Astaga!" Oceh Floretta sembari mengusap-usap wajahnya yang memerah. Menepuk pelan pipinya yang terasa panas.

"Gila! Gila! Gila!" Ocehnya lagi, kali ini sambil menggigiti ujung kukunya.

"Astaga! Gue gila!" Pekiknya sembari membalikan tubuhnya menjadi terlungkup, menenggelamkan wajahnya ke atas bantal lalu memukul-mukulkan kakinya ke tempat tidur.

"Astaga! Gimana bisa dia ngomong semanis itu?" Ujar Floretta sembari mendudukan tubuhnya. Cewek itu meraih Flower crown dan Dream catcher pemberian Aksa tadi.

"Gue nggak nyangka, cowok dingin kayak Aksa bisa juga ngelakuin hal romantis kayak gini," kata Floretta memandangi dua barang ditangannya itu.

'Sama pentingnya'

Kata-kata itu terus berputar di kepala Floretta, membuat wajah cewek itu langsung memanas. Floretta mengipasi wajahnya sendiri dengan tangan. Menghalau rasa panas yang menjalar diwajahnya, bisa Floretta tebak bahwa wajahnya memerah sekarang.

"Astaga! Bisa gila beneran gue lama-lama," Floretta meletakkan kembali flower crown dan dream catcher tadi ke atas nakas. Cewek itu lantas merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. Pandangannya terarah pada langit-langit kamarnya.

"Kenapa gue bisa seseneng ini cuman gara-gara ucapan Aksa di mobil tadi?" Gumam Floretta pelan. "Kenapa juga jantung gue jadi kayak habis lari marathon gini?" Gumamnya lagi.

Floretta bukan lah cewek polos yang tak paham dengan perasaannya saat ini. Tapi terlalu cepat untuk menyimpulkan, mereka bahkan baru dekat beberapa bulan. Terlalu cepat rasanya, jika sudah menyimpulkan hal sejauh itu.

Tak mau terlalu memikirkannya, Floretta memutuskan untuk segera membersihkan tubuhnya. Setelah itu segara mengistirahatkan tubuh lelahnya.

****

Pagi-pagi sekali Floretta sudah menginjakan kakinya di dapur, membuat Bik mirna keheranan.

"Non, tumben pagi-pagi udah ke dapur. Non butuh sesuatu?" Tanya bik Mirna.

Floretta yang tengah melihat-lihat isi kulkas sedikit tersentak. Cewek itu lalu menoleh, menatap Bik Mirna yang tengah menghampirinya. "Bik Mirna bikin kaget aja," ujar Floretta.

"Non mau ngapain?" Tanya Bik Mirna ketika melihat Floretta mengeluarkan beberapa bahan masakan dari dalam kulkas.

"Aku mau masak nasi goreng bik," balas Floretta.

"Biar Bik Mirna masakin non" tawar Bik Mirna.

"Eh, nggak perlu Bik," Tolak Floretta cepat. "Aku mau buat nasi goreng spesial, Bik Mirna bantuin aja," sambung cewek itu.

"Buat pacarnya ya non?" Goda bik Mirna sembari mulai membantu Floretta menyiapkan bahan-bahan untuk memasak nasi goreng.

"Bukan bik," sahut Floretta sembari terkekeh kecil. Cewek itu tak terlihat kesulitan membuat bumbu untuk nasi goreng. Malah terlihat ahli.

"Non Flo masih suka masak ya waktu di Paris?" Tanya bik Mirna, memperhatikan Floretta yang tengah menumis bumbu diwajan.

"Masih dong bik. Malah sering, kan Mama udah sibuk di kantor. Jadinya aku sering masak sendiri kalau lagi males makan di luar," balas Floretta sembari mengaduk nasi gorengnya agar tidak gosong.

Bik Mirna menatap prihatin anak majikannya itu, ia sudah bekerja lama di rumah ini. Jadi mengetahui jelas perubahan yang terjadi dirumah ini.

"Bik," panggilan Floretta membuat bik Mirna kembali menatap cewek itu.

FLORETTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang