25|| Satria Pradana

57 11 0
                                    

"Sa, nanti pulang sekolah aku mau jalan dulu sama Kalila. Boleh?" Tanya Floretta. Aksa yang sedang mengerjakan tugas yang diberikan guru sebelum meninggalkan kelas tadi menoleh menatap Floretta.

"Kemana?" Tanyanya.

"Ke kafe. Kumpul sama temen SMP aku. Udah lama aku nggak ketemu mereka," jawab Floretta. Beberapa murid yang duduk disekitaran bangku mereka mencuri lirik. Tak berani menatap secara terang-terangan.

Tidak ada yang tau keduanya telah berpacaran sekarang. Mereka hanya bisa berasumsi mengenai kedekatan keduanya. Hanya Kalila, mungkin Arvin juga Kevin yang tahu.

Aksa mengangguk. "Pulangnya mau gue jemput?" Tawarnya.

"Boleh. Nanti aku kabarin kalau udah pulang," balas Floretta. Aksa mengangguk. Lalu cowok itu mulai kembali mengerjakan soal tadi. Sedangkan Floretta, cewek itu malah sibuk membaca novel.

Aksa menoleh kembali menatap Floretta. "Kenapa nggak dikerjain?" Tanyanya.

Floretta menghentikan aktivitasnya, cewek itu menoleh menatap Aksa dengan kening berkerut. "Apa?" Tanyanya.

Aksa mengedikkan dagunya kearah papan tulis, dimana sepuluh soal matematika tertulis disana. Floretta akhirnya paham. Cewek itu tersengir.

"Kamu kan tau aku nggak suka matematika. Nyontek punya kamu aja nanti," ujarnya cengengesan.

Aksa berdecak pelan. "Makanya belajar. Bentar lagi ujian kenaikan kelas. Gimana cara lo ngerjainnya nanti?"

Floretta merengut. "Gimana mau belajar. Baru lihat soalnya aja aku udah pusing," keluhnya.

"Makanya coba."

Floretta berdecak pelan. "Iya-iya. Kapan-kapan aku coba," ujarnya setengah kesal.

"Kenapa nggak sekarang?" Heran Aksa.

Floretta mengibaskan novel ditangannya. "Ini tinggal dikit lagi Aksa. Aku udah hampir sampai endingnya. Dan aku baru baca puncak konfliknya. Jadi aku mau selesaiin baca ini dulu," ujarnya. Lalu cewek itu mulai kembali asyik membaca novel.

Aksa menggeleng pelan. "Waktu libur buat ujian kelas 12 nanti, lo gue jemput buat kerumah gue. Kita belajar bareng," ujarnya.

Floretta kembali menghentikan aktivitas membacanya. Cewek itu kembali fokus pada Aksa. "Seriusan?"

"Iya."

"Oke," jawab Floretta akhirnya. Tak ingin memperpanjang pembicaraan lagi. Cewek itu tak sabar ingin melanjutkan membaca novel yang tinggal beberapa halaman saja itu. Ingin segera mengetahui akhir cerita itu.

Sementara Floretta terlarut dalam dunianya sendiri, Aksa mulai kembali sibuk menghitung rumus-rumus. Baru menyelesaikan 2 soal Aksa dibuat terkejut saat tiba-tiba terdengar suara tangisan dari sampingnya.

Aksa seketika menoleh menatap Floretta. Dan benar saja, cewek itu tengah menangis. Membuat Aksa terheran. Bukannya cewek itu masih baik-baik saja tadi? Lantas kenapa tiba-tiba ia menangis?

"Lo kenapa?" Tanya Aksa dengan suara pelan agar tak menarik perhatian penghuni kelas.

Floretta menoleh menatap Aksa, masih dengan air mata yang mengaliri pipinya cewek itu menunjuk Novel yang sudah tergeletak di atas meja.

"Novelnya sad ending," ujar Floretta pelan. Cewek itu mengambil tisu untuk menyeka air matanya. "Masak cowoknya mati. Hiks.. nggak seru banget."

Aksa terperangah mendengar Alasan itu.

"Nggak usah baca novel lagi," ujar Aksa datar. Floretta langsung menatap Aksa dengan mata membulat.

FLORETTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang