26|| Kelemahan

45 10 0
                                    

"Aku tidak cemburu. Aku hanya takut dia berpaling. Itu saja."

Floretta menatap Aksa yang tengah menatap tajam kerahnya, atau lebih tepatnya ke cowok yang duduk disampingnya. Bisa Floretta lihat, Aksa berbicara dengan seorang pria paruh baya yang mengenakan jas khas orang kantoran.

Siapa?

Floretta tersentak saat menyadari Aksa tengah beranjak dari bangkunya, lalu mata Floretta membulat saat menyadari Aksa menuju kearahnya. Tidak salah lagi, Aksa menghampirinya!

Aksa berdiri dihadapan Floretta, cewek itu memejamkan mata. Siap menerima kemarahan Aksa. Namun Aksa tak melakukan apapun, cowok itu hanya mendudukan tubuhnya di kursi kosong disamping Floretta.

Floretta menyerngit, cewek itu membuka mata lantas menoleh menatap Aksa. "Kamu disini?" Sapanya kikuk.

Aksa menatap Floretta. Lalu beralih menatap cowok yang duduk disamping pacarnya itu. "Siapa?" Tanyanya datar.

"Temen SMP aku," jawab Floretta.

"Dia siapa?" Tanya Kania berbisik ditelinga Kalila, namun semua yang duduk disana dapat mendengarnya.

"Pacarnya Flo," balas Kalila berbisik, namun sama seperti tadi. Mereka semua dapat mendengarnya, tak terkecuali Satria yang kini tengah menatap Aksa.

Kania melotot. "Serius Flo?" Tanyanya.

Floretta menganggukan kepala. Cewek itu tak berani melihat ekspresi Satria saat ini. Jadi Floretta memilih menatap Aksa yang berada di samping kanannya.

"Kamu kesini ketemu siapa?" Tanya Floretta.

"Orang."

Floretta mendelik. Jawaban macam apa itu. Jelaslah Aksa bertemu dengan manusia. Floretta berdecak pelan, tak ingin memperpanjang.

"Lo beneran pacarnya Flo?" Tanya Satria tiba-tiba. Floretta menoleh cepat menatap cowok itu. Astaga, kenapa ia bisa lupa dengan kehadiran Satria tadi?

Aksa mengangguk.

Satria tersenyum miring. "Gue suka sama cewek lo," ujarnya. Floretta melotot mendengarnya, astaga. Apa-apaan ini? Satria baru saja mengaku suka padanya? Dihadapan pacarnya? Gila!

Aksa tak menanggapi. Cowok itu hanya menatap Satria dengan tatapan mengintimidasi andalanya. Membuat mereka yang ada dimeja itu merinding melihat tatapan itu. Tetapi tidak dengan Satria, cowok itu malah menatap Aksa dengan tatapan menantang.

"Gue bukan orang yang gampang ngerelain orang yang gue suka. Jadi siap-siap aja kalau gue ngerebut Flo dari lo nanti," kata Satria lagi.

Gila! Satria gila!

Floretta hanya bisa mengumpat dalam hati. Cewek itu gelisah ditempatnya, situasi macam apa ini? Kalila, Viona, Febbi dan Kania hanya bisa melongo melihat drama dadakan dihadapannya.

"Coba aja," ujar Aksa dingin. Cowok itu tersenyum miring. Yang dibalas Satria dengan senyum miring juga.

"Lo nantangin gue? Jangan nyesel kalau dia udah ditangan gue nantinya," ujar Satria menantang. "Gue bakal ambil Floretta dari lo."

"Silahkan coba," ujar Aksa. "Gue bakal lihat, sebesar apa kemampuan lo," sambungnya. Lantas cowok itu berdiri. Mengulurkan tangan pada Floretta yang sedaritadi diam mematung.

"Kita pulang," ujar Aksa. Floretta langsung menyambut uluran tangan cowok itu. Floretta menoleh menatap teman-temannya.

"Gue balik dulu," pamitnya. Lalu, tanpa menoleh lagi menatap Satria, Floretta berlalu pergi dengan digandeng Aksa.

FLORETTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang