Twenty Seven

255 43 3
                                    

Hari ini Jum'at.


Jum'at dimana Ten berjanji dia akan pulang.

Jum'at dimana Ten berjanji dia akan menemui Rani Kim

Jum'at yang Rani tunggu dengan menggebu selama satu minggu.

Jum'at dimana dia akan bertanya mengapa si pemuda tak kunjung mengirim chat selama 2 hari.




Jum'at pagi dimana Rani Kim duduk manis di halte.











Berbalut sweater abu-abu dan hangat mentari. Di iringi riuh aktivitas dunia pagi.







Dengan sabar si gadis menunggu. Sembari menilik ponsel yang nampak senyap.






Barang kali sebuah notifikasi akan datang.

Barang kali sebuah kata maaf akan muncul.





Ah hayalan.







Mendapat kabar dari nama yang terus bergaung keras dalam kepalanya itu saja sudah cukup.














Matahari bergulir semakin tinggi di tengah dunia. Bersinar dengan semangatnya.




















Rani Kim menepati janjinya untuk selalu membalas chat.

Untuk selalu mengangkat telpon.

Untuk tetap sehat dengan makan dan meminun vitamin nya.

Untuk menjadi anak baik

Untuk menunggu Ten di hari Jum'at.










Lalu apakah Ten akan menepati janji nya?

Apakah Ten akan datang dengan segala afeksinya?











Atau justru ingkar dan menghilang tanpa kabar?








Rani sudah mencoba menyiapkan diri sejak seminggu yang lalu.

Sudah mengatakan bahwa ia biasa ditinggalkan.

Bahkan oleh keluarganya.






Namun rasanya tetap saja sakit menemukan dirinya kembali ditinggalkan.












Dunia nya seolah kembali redup. Seredup lampu jalanan yang mulai menyala.






Dia harusnya tahu. Karma masih berlanjut. Dan dunia tak lantas memihak padanya hanya karena segelintir perbuatan baik untuk menebus dosa.








Dan dia masih merepotkan Chungha yang menangis saat ia jatuh sakit.

Dan dia masih merepotkan kepala panti yang tersenyum menyanggupi biaya rumah sakit.




Mengingat sebanyak apa dosanya. Sebesar apa iblis yang pernah ia ciptakan dengan bangga.






Rani Kim merasa pantas mendapatkan sakit ini.






Hanya saja........












Mengapa ia bisa begitu lapang mempercayai Ten menyeruak masuk dan mengambil tempat sendiri dalam bagian hidupnya.



Membuatnya sulit sendiri menjangkau kewarasan, menerima keadaan.

Hachiko -Ten✔Where stories live. Discover now