Thirty Five

268 38 1
                                    

A month later...

"Dia sudah dalam kondisi mental yang baik. Terapis nya bilang dia menuju perkembangan yang semakin baik juga. Kau hanya perlu tetap bersamanya, dukung dia, ajak melakukan sesuatu yang positif. Dan satu hal, jangan mengucapkan kalimat negatif. Mengerti?"

"Ya aku tahu. Kau mengucapkan itu hampir setiap hari."

Soonyoung memukul belakang kepala Ten. Tidakkan si pemuda tau bahwa dia peduli!? Soonyoung bahkan mencari dokter terbaik dari kenalan-kenalan nya untuk menangani Rani Kim.

"Ya!"

"Ini Rumah sakit! Jangan berteriak!"

"Kau juga berteriak!"

Kemudian keduanya melengos kesal. Sampai mereka melihat Rani Kim keluar dari ruangan bersama Chungha dan Daniel.

Ten segera berdiri menghampiri. Soonyoung bahkan membisikkan kata 'bucin' sebelum ikut berdiri dan menyapa.

Mereka berencana pergi makan siang bersama.














"Kudengar kau akan pergi keluar kota minggu depan, Ten?"

Semua mata mengarah pada Soonyoung saat mereka selesai memesan makanan.


Ten tiba-tiba berubah malas sedangkan Daniel disebelah nya tertawa, senang melihat bos sekaligus kawan karib nya tersebut tampak sebal.

"Hnngg.." Ten mendengung mengiyakan.

"Berapa lama?" Kali ini Rani Kim yang bertanya


Ten diam sebentar, menatap Rani sebelum menghela nafas.

"Tidak tahu, aku belum memutuskan."




Yang lain mengernyit bingung hingga suara Chungha terdengar.



"Jika aku mendengar ada yang meretakkan tulangnya lagi karena kecelakaan lalu lintas atau mabuk, aku tidak akan membuka pintu meski dia berlutut hingga sepuluh tahun."

Ten mendengus kesal, memberi death glare terbaiknya pada Chungha. Apalagi mendengar tawa puas dari teman-teman nya.







Tapi ada yang diam-diam berpikir.





Ten? Berlutut?








a/n :
Sori guys, Hachiko nya aku gas wkwkwk

Soalnya aku gantungin ini agak lama ya :(

Maaf, kuota ku sekarat heheh

Siap buat last chapternya?

Hachiko -Ten✔Where stories live. Discover now