Thirty Six -kkeut

410 50 8
                                    

-longer chapter than usual.




"Jangan begitu lagi." Pinta Rani saat dia dan Ten duduk malas didepan tv sambil menonton '50 first date' diapartemen nya.

"Apanya?" Tanya Ten. Sebelah tangan nya masih memeluk pinggang si gadis.

"Ada Chungha, Soonyoung dan Daniel. Aku malu." Lalu Ten melihat sendiri rona merah menjalar hingga ketelinga.

Tidak tahan untuk tidak tertawa gemas, mengingat tadi ia mengecup kilat bibir Rani begitu si gadis keluar dari ruangan bersama Chungha dan Daniel. Sontak mendapat cibiran perotes dari teman-teman mereka.

"Lucunya."

Ten mengusak hidung kepipi merona milik gadisnya. Dan tentu saja mendapat penolakan. Rani mengerang seraya menjauhkan wajah Ten hingga pelukan mereka terlepas.

"Ini tidak lucu, tahu. Bagaimana kalau ada anak-anak!?"

"Tidak ada, disana hanya ada 3 orang tua kesepian. Aku belum senekat itu mencium mu didepan anak kecil."

Mendengus kecil. Ten ini tetap saja keras kepala.

"Baguslah. Kalau berani melakukan nya, jangan coba-coba menemuiku selama seminggu." Ancam Rani.

"Hmmmm kenapa begitu? Mana bisa kau tidak melihat ku seminggu? Satu hari saja rindu."

"Aku tidak."

"Aku yang rindu."



Dan pelukan itu datang lagi berikut kecupan kupu-kupu diseluruh wajah Rani.






Baiklah baiklah, terserah saja.







Ten berhenti saat Rani menahan kepalanya. Dia yakin pemuda ini tidak akan berhenti bahkan sampai besok jika tidak di hentikan.

"Aku serius akan rindu jika tidak bertemu."

"Hmm, aku juga serius tentang mencium didepan umum."

"Kalau begitu ayo tinggal dengan ku, jadi aku bisa mencium mu kapan saja saat kita hanya berdua."

Rani mendengus. Pemuda ini sudah gila ya? Yah walaupun selama ini dia tidak pernah melihat Ten lebih waras dari ulat diberi balsam.

Ten memang bilang bahwa dia menyukainya. Mereka menghabiskan banyak waktu bersama. Ten bahkan merelakan waktu istirahatnya demi bertemu si gadis. Dan Rani tidak mengelak saat Ten bertaruh bahwa Rani juga memiliki rasa yang sama.

Setidaknya mereka tahu bahwa mereka saling menyukai.



Tapi Ten tidak pernah memintanya menjadi seorang kekasih. Mungkin belum. Lagi pula apa yang membuat pemuda itu menyukainya?

Mereka baru saling mengenal sekitar 5 bulan, itupun dihitung dengan pertemuan mereka di halte bis saat hanya berani melempar senyum.

"Mau kan?" Tanya Ten.

"Jangan bercanda."

"Aku serius." Nadanya protes.

Ten melepas rengkuhan. Menatap dalam gadis Kim dihadapannya.

"Baiklah, kali ini aku benar-benar serius."

Rani melihat betapa gugupnya Ten saat ini. Bahkan tangan nya tremor saat mencoba menggenggam tangan Rani.

Ugh! Memalukan. Lagipula apa yang dia takutkan? Memangnya Rani Kim itu golden retriver?

"Jangan disela, biarkan aku menyelesaikan kalimatku."

Hachiko -Ten✔Where stories live. Discover now