[ 5 ]

7.8K 1.7K 155
                                    

The Lost : Jejak Kaki di Gedung Olahraga
5 : yang tidak sengaja didengar

The Lost : Jejak Kaki di Gedung Olahraga5 : yang tidak sengaja didengar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gue ragu kita bisa masuk ke gedung olahraga lagi. Pak satpam gak bakal ngijinin," ucap Jeno.

"Nah, maka dari itu selama di gedung olahraga, gue ngefoto semuanya, termasuk hal-hal aneh tentang tekstur catnya," kata Jinyoung.

"Eh, tapi bisa jadi kan orangnya pake darah beneran? Tapi darah sapi," kata Nakyung.

Tawa Haechan seketika meledak. "Ya masa mau nyembeleh sapi dulu baru bikin jejak," ucapnya di sela-sela tawanya.

"Tapi bisa jadi, Chan. Darah sapi kentel gitu. Tapi kalo itu darah, harusnya udah amis dari kapan taun," kata Jeno.

"Darah sapi juga harusnya gak semulus itu. Masa lo mau nalangin darah pas disembeleh buat dapetin darah yang gak kotor," kata Guanlin.

"Gue gak sempet nyium nyium sih, tapi gak ada amis-amisnya. Fix cat sih menurut gue," kata Jinyoung.

"Yodah bukan darah sapi. Cairan apapun itu yang dipake buat bikin capnya, selain meler-meler pasti nimbulin noda bercak entah di lantai atau di tembok, atau dimana pun, dan bercak itu rapi banget, kan," kata Nakyung.

"Gue gak liat ada kotoran," kata Jeno.

"Gue juga," timpal Jinyoung, Guanlin, dan Haechan.

"Eh, lo manggil kita ke sini buat apa, Chan?" tanya Nakyung.

"Oh iya, sampe lupa aku bangsat," kata Haechan. "Gue gak sengaja denger percakapan dari ruang kepsek. Gue cuma denger tentang uang beasiswa yang belom cair."

"Uang beasiswa apa?" tanya Jeno.

"Beasiswa apa ya?" Haechan menggaruk tengkuknya. "Beasiswa komodo?"

"KOMITE KALI KOMITE, masa komodo sih goblok!" seru Jinyoung.

"Yaudah berarti beasiswa komite. Gue mau nguping, tapi pintunya keburu dibuka, gak bisa nguping gue dah," kata Haechan.

"Beasiswa komite harusnya udah cair dari tanggal 17 gak sih? Bulan ini belom ada beritanya," kata Nakyung.

"Beasiswa komite itu apa sih?" tanya Haechan.

"Beasiswa yang dananya dari komite, selain dapet keringanan biaya, penerimanya bakal dapet duit juga. Tapi gue gak tau sih siapa yang dapet," jawab Nakyung.

"Anjir gue ngabisin waktu istirahat yang berharga cuma buat gibah," decak Guanlin.

"Ya tapi kasian juga kalo penerimanya belom dapet duitnya. Udah mau masuk nih bangsat, gue pamit lah mau jajan abis itu balik," kata Jeno, kemudian bangkit dari kursinya.

"Yaudah gue juga. Jangan lupa koling koling ya kalo nemu sesuatu,"

Guanlin dan Jeno berjalan cepat sedikit berlari menyusuri koridor yang sudah sepi, mengingat bel masuk sudah berbunyi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Guanlin dan Jeno berjalan cepat sedikit berlari menyusuri koridor yang sudah sepi, mengingat bel masuk sudah berbunyi. Namun, langkah mereka agak terhambat di koridor gedung D karena terlihat ada banyak orang mengerubungi ruang kepala sekolah, seperti kata Haechan.

Guanlin mengenali Tuan Zhong diantara kerumunan bapak-bapak berjas tersebut.

"Om!" seru Guanlin, kemudian berlari mendekati Tuan Zhong.

Mau tidak mau, Jeno ikut berlari dan ikut menyalami Tuan Zhong, seperti yang Guanlin lakukan. Tuan Zhong, ayah Chenle, merupakan salah satu anggota komite sekolah. Tadinya Papa Guanlin juga diajak menjadi anggota komite, namun beliau terlalu sibuk.

"Eh Guanlin! Kok gak masuk?" tanya Tuan Zhong.

"Hehe, ini mau masuk, om. Ini ada apa sih, kok rame?" tanya Guanlin.

Tuan Zhong menghela nafas. "Jangan bilang Papi kamu dulu ya, komite nuduh sekolah kamu korupsi,"

 "Jangan bilang Papi kamu dulu ya, komite nuduh sekolah kamu korupsi,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Lost: Case Journal  [TELAH TERBIT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang