The Lost: Case Journal [TELAH TERBIT]

[ 2 ]

The Lost: Unknown Virus (Rev.)
2: kumpul bos

Katanya The Lost

Sekarang aja kuy, jamkos nih

ecan
otewe bosku

jeno
haechan hidupnya gabut bener ya, gercep banget balesnya
otw juga bareng si alin

oke

✧

Jinyoung bangkit dari kursinya dan melihat ke arah jam dinding. Ah, jika briefing-nya hanya sebentar pun, ia yakin jika Pak Minhyun tidak akan kembali ke kelas.

"Gue mau ngantin," ucap Jinyoung pada ketiga temannya.

"Ngantin apa ngapel lu bangsat?" tanya Jeyu.

"Ngapel apa sih anjir, ada Guanlin, Jeno, Haechan juga masa ngapel," gerutu Jinyoung. "Diem aja lo semua, gak usah ngintilin gue."

"Yaelah siapa juga yang mau ngintilin lo, pakkkkk," omel Jeyu. "Btw, cil," pemuda itu menaik-turunkan alisnya, "boleh dong bagi kontaknya si eneng."

Jinyoung mengibaskan tangannya, "Eneng? Haechan? Iya nanti gue kirimin."

"GA GITU YA YOUNG, GA GITU,"

Tanpa mempedulikan omelan kanjeng Jeyu, Jinyoung pun berjalan keluar dari kelasnya. Begitu melewati kelas IPA 3, ia tiba-tiba teringat jika sedari tadi Nakyung tidak terlihat bergabung dengan obrolan grup, perempuan itu barangkali tidak tahu jika The Lost akan berkumpul. 

Jinyoung bergegas melangkahkan kakinya kembali menuju IPA 3. Karena masih ada guru di dalam, Jinyoung berdiri di dekat pintu sembari matanya menelisik masuk, mencari sosok Nakyung. Mata keduanya pun bertemu, Jinyoung segera membuat gestur yang artinya ia menunggu Nakyung di luar.

"Eh, Jinyoung," sapa Pak Wonpil, guru seni musik yang tadi mengisi kelas IPA 3.

"Eh, Pak," balas Jinyoung kikuk.

"Tumben mampir ke kelas lain, ada pacarnya ya?" canda Pak Wonpil.

Jinyoung menggeleng cepat, "Enggak, Pak, gak punya pacar hehe."

Nakyung tiba-tiba muncul di belakang Pak Wonpil. Ketika beliau membalikkan tubuhnya dan menemukan Nakyung, saat itu juga Jinyoung ingin menepuk dahinya keras-keras, hingga membekas bila perlu, karena Nakyung muncul di saat yang tidak tepat.