The Lost: Case Journal [TELAH TERBIT]

[ 3 ]

The Lost: Susu Kotak
3: rumah sakit

Di sisi lain, Nakyung, Guanlin, dan Bu Moonbyul bergegas untuk menyusul Yireon, Seoryung, dan Dongju ke rumah sakit menggunakan alejandro. Yireon masih ditangani di IGD, dua pelajar yang telah terlebih dahulu tiba di rumah sakit itu duduk berjejeran di kursi tunggu.

"Seoryung, Dongju!" seru Bu Moonbyul, beliau berlari mendekati mereka, "Yireon kenapa??"

"Kayaknya keracunan, bu, mulutnya berbusa," jawab Dongju, disahuti dengan anggukan oleh Seoryung.

"Kenapa bisa? Yireon abis makan apa?" tanya Bu Moonbyul lagi.

"Minum susu doang sih, bu, kayaknya juga gak minum banyak," jawab Seoryung.

Pintu IGD terbuka, seorang dokter jaga muncul dari balik pintu, menatap lima orang yang ada di sana. "Walinya Wang Yireon?" tanya dokter itu.

Bu Moonbyul mengangkat tangan,"Saya wali kelasnya."

"Oke, mungkin ibu bisa ikut saya ke ruangan, ada hal yang penting," ucap dokter.

Nakyung yang hendak menyimak penjelasan dokter mendadak kecewak karena beliau tidak segamblang itu memberi penjelasan. Gadis itu menyikut Guanlin, memberinya kode untuk mencuri dengar, yang ditangkap oleh Bu Moonbyul.

"Guanlin, ikut aja, biar kamu dengar penjelasan dokter juga. Boleh kan, dok?" tanya Bu Moonbyul.

"Boleh kok, silakan, bu."

Guanlin berjalan di belakang Bu Moonbyul, mengikuti sang dokter menuju ruangannya. Sisanya, mereka mengikuti suster yang memindahkan Yireon ke bangsal.

"Silakan," ucap dokter dengan sopan. "Seperti dugaan awal, Yireon keracunan. Saya mendeteksi ada bekas-bekas sianida di tangan kanannya. Beruntung, Yireon sempat mengkonsumsi susu, efek sianidanya masih bisa ditangkal, karena jumlahnya juga tidak banyak."

Bu Moonbyul menghela napas lega, "Yireon masih bisa diselamatkan kan, dok?"

Dokter itu mengangguk dan tersenyum, "Ya, bisa. Tapi, Yireon perlu dirawat beberapa hari saja hingga sianidanya hilang sempurna."

"Tapi dok, saya kira Yireon gak mungkin megang-megang sianida," ucap Guanlin.

Bu Moonbyul menoleh pada Guanlin. Laki-laki itu segera melanjutkan ucapannya, "Maksudnya, buat apa juga anak sekolah bawa sianida, kan?"

Dokter itu menjentikkan pulpen miliknya pada meja. "Saya gak punya wewenang untuk berkomentar masalah itu. Mungkin kamu yang temannya Yireon bisa lebih tau," jawab dokter.

Bu Moonbyul menepuk bahu Guanlin, "Kamu kalo mau ke sekolah lagi, gapapa, ibu mau nungguin Yireon sampai orangtuanya datang. Ibu bisa pulang bareng Dongju nanti."

Guanlin mengangguk. "Oke, terimakasih, bu," ucap Guanlin.

Laki-laki berperawakan tinggi itu meninggalkan ruangan dokter terlebih dahulu dan segera berlari ke ruang inap yang Nakyung beritahu melalui chat. Perempuan itu duduk di depan ruang inap sendirian.

"Gimana?" tanya Nakyung.

"Kita omongin di jalan aja, mind blowing banget pokoknya," jawab Guanlin. "Ayo balik, Jeno bilang kita harus segera oper informasi."

Dua remaja itu kembali berlari ke parkiran, menuju alejandro. Dengan kecepatan yang agak tinggi, sedan mahal itu berlari melintasi jalan raya. Di sekolah, Guanlin tidak memarkirkan alejandro di parkiran mobil, melainkan memarkirkannya sembarang di lapangan depan. Tidak banyak waktu, lagipula siapa juga yang akan memprotes?

Sekembalinya mereka di ruang kelas 11 IPA 2, trio Jeno, Jinyoung, Haechan telah menunggu mereka dalam diam --kecuali Haechan yang duduk di bangku pojok sambil memainkan gitar milik Dongju. Atensi seisi kelas langsung terpusat pada Guanlin dan Nakyung.

"Gimana?" tanya Jeno.

"Yireon keracunan sianida. Masalahnya, siapa sih orang gila yang bawa sianida ke sekolah??" jawab Guanlin. "Siapapun yang sempet megang-megang barang punya Yireon, cuci tangan kalian yang bener, sekarang."

halaw

eeh bener ini yireon apa bukan 😭

oh ya gais, yang kemaren haechan bilang susu plain abis, maksudnya bukan abis banget, sisa berapa biji doangan 😭 maap aku lupa jelasin 😭