Ini Rafi
Suara sahut menyahut orang-orang di sekitarku membuat kesadaranku kembali. Paru-paruku terasa sesak. Hal terakhir yang kuingat saat aku jatuh ke danau malam itu. Tapi, sekarang aku berada di tempat dimana aku pernah disekap.
"Bangun juga rupanya kau. Kukira kau akan mati saja ditelan buaya," ucap pria tua bertopi hitam itu. Wajahnya yang lusuh dan berkeriput menatap tajam pada 4 sosok tubuh yang tergeletak di lantai ruangan.
Dia mendekat dengan tangan disembunyikan di balik kantong celananya yang cukup besar untuk ukuran tubuhnya.
"Kalian beruntung aku selamatkan, berterima masihkah dengan kebaikan hatiku," titah pria itu dengan mencengkeram rahang Nur yang masih lemah.
Syahriani baru saja siuman. Tiba-tiba matanya membulat dan tubuhnya gemetar melihat sosok jangkung itu. Sepertinya dia tau sesuatu.
"Masuk!!" teriaknya sambil memberi kode pada bawahannya untuk memasuki ruangan ini. Kemudian sekitar sepuluh orang melangkah memasuki ruangan kecil dan busuk ini. Susul menyusul dengan langkah tegas dan menyentak.
Awalnya aku hanya memperhatikan sesaat saat mereka masuk. Namun akhirnya, kejutan itu sungguh berhasil membuatku kaget sekaligus takjub. Sungguh luar biasa sandiwaranya selama ini.
Ternyata benar. Dia bukan orang baik-baik. Di luar kemampuan bela dirinya yang mumpuni, ternyata bakat aktingnya pun kelas atas.
Dari deretan orang - orang yang memasuki ruangan. Orang terakhir yang melangkah kan kaki masuk adalah orang yang selama ini membantu kami. Orang yang menyelamatkan kamu. Taufik.
Terasa pelik jika harus dipikirkan, tapi begitu lah yang kulihat saat ini. Dia adalah salah satu bawahan dari pria jangkung tua itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Penyedap Rasa - (Slow Update)
Novela JuvenilDalam hidup ini ada berbagai macam dan rupa rasa yang mungkin dialami oleh manusia. Ada manis, asam, asin, kecut, bahkan pahit. Tapi, ada rasa yang jauh lebih penting dan pasti dialami orang banyak. Rasa sakit. Semua manusia pasti pernah merasakan...