Juyeon sudah berada di teras rumahku, memakai seragam osis lengkap dibalut jaket bomber berwarna army.
Tok..tok..tok..
"Assalamualaikum"
"Waalaikum salam"
Yang membuka kan pintu mamah, sedangkan aku masih berada di kamar untuk mengambil tas.
"Nak Juyeon ya? Yang kemarin nganterin Vicarla pulang?"
"I-iya tante, saya Juyeon.. Vicarla ada?"
"Ohh ada, dia lagi ngambil tas mau berangkat juga katanya"
"Tante, boleh kan kalo Vicarla saya yang nganter ke sekolah?"
"Boleh nak, asalkan selamat sampai tujuan"
"Pasti tante, hehe"
"Sepertinya nak Juyeon suka sama anak tante ya?"
"Hehehe..."
Juyeon sedikit menganggukan kepala pelan, ia kehabisan kata-kata. Entahlah dia sekarang tidak tau harus menjawab apa
"Gini nak, tolong jagain Vicarla yaa. Sama kayak Younghoon, dia dari dulu selalu ngelindungin anak tante. Selama ini tante sama om sering keluar kota, tante tau kamu anak yang baik-baik nak"
"Saya akan mencoba untuk menjaga Vicarla sama seperti yang Younghoon lakukan tante"
"Boleh kok, kalo lebih dari sekedar berteman. Dia tuh anaknya sering diam di kamar kalau lagi ada masalah nggak mau cerita ke orang yang ada di rumah dan kadang terlalu cerewet. Sifatnya juga malu-malu. Nak Juyeon bisa nggak merubah anak tante jadi seorang yang bisa membagikan perasaannya pada orang lain, tante merasa kayak jadi seorang ibu yang tidak bisa mengerti perasaan seorang anak, apalagi sekarang sering di tinggal di rumah sama adiknya sendirian..."
Tuturnya dengan mata yang sedikit berkaca-kaca"Emm.. Saya ngerti perasaan tante, sebisa mungkin saya yang akan menjadi teman berbagi cerita dengan Vicarla tante"
Aku berjalan ke arah ruang tamu, melihat Juyeon dan mamah sedang berdiri di depan pintu.
"Loh Juyeon, kok lo ada disini sih?"
Juyeon dan mamah berbalik menatapku yang berada di belakang mereka
"Juyeon nyamperin kamu nih, udah sana berangkat sayang"
"Et.. Et..tunggu mah, aku nggak minta Juyeon buat jemput kok"
"Saya sengaja ke sini Vi, ngajak kamu berangkat bareng"
"Sana gih buruan ntar telat"
Mamah mendorong ku ke depan sambil mengedipkan sebelah matanya agar aku menuruti perkataannya.
Aku bingung, apa sih yang sebenarnya ada di pikiranku. Harusnya kan senang di jemput orang tampan pagi-pagi, tapi aku merasa tidak enak. Kami masih berada di jalan, aku melihat kaca spion agar melihat Juyeon walaupun wajahnya tertutup oleh helm fullface hitam yang di pakainya.
"Ju.."
"Iya Vi?"
"Gimana keadaan Younghoon?"
"Tadi pagi dia telfon saya, katanya hari ini masuk sekolah"
"Syukur deh kalo gitu"
Juyeon tersenyum walapun aku tidak melihatnya
"Ju, lain kali jangan antar jemput gue yaa.. Kan jarak rumah lo jauh ke rumah gue"
"Nggapapa Vi, sudah kewajiban saya"
"Kewajiban? Maksud lo"
Juyeon berbicara fakta, ibu Vicarla menyuruhnya untuk menjaga anaknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Best Part ; JUYEON
Novela Juvenil"Jujuy" "Panggil siapa?" "Ya lo lah, siapa lagi" "Panggil sayang juga boleh" "Jewer nih" Juyeon. Manusia berparas tampan yang memiliki sifat dingin namun hatinya hangat.