Manusia penimba ilmu berteriak kegirangan, saat diumumkan pulang lebih awal karena semua guru akan segera mengikuti rapat.
Aku segera menyambar tas yang tergeletak di atas meja
"Kenapa nggak dari kemaren si di umuminnya, pengin banget kelas dua belas tuh libur sehari aja..."
"Sabar Yo, udah ujian kita mah gini"
Aku menepuk bahu Yorica. Raut wajahnya masih tampak kesal.
"Mau bareng gak? Jalan dulu gitu Vi"
"Jangan sekarang deh, gue uda ada janji Yo.. maaf yaa"
Aku menempelkan kedua telapak tangan di depan dada, meminta maaf. Tetapi Yoricha malah senyam senyum sendiri
"Ohh gue tau, tuhh pangerannya udah nungguin tuh"
Yoricha melipat tangannya sambil melirik ke arah jendela samping kelas.
"Apaan si lu ngaco deh, pangeran kodok"
"Juuu, lu dikatain pangeran kodok nih!!!"
Aku melihat ke arah jendela dan ternyata disana ada Juyeon sedang berdiri dan tersenyum dibalik kaca.
"Anjirr kalo ngomong disusun dulu napa"
Aku memalingkan wajah lalu membekap mulut Yorica.
"Emmpphhh..."
Yorica menepuk lenganku sedikit keras hingga kulepaskan bekapan tanganku di mulutnya yang suka tak terkontrol
"Bodo amat, bye gue pulang"
"Ati ati lu dijalan"
"Laah lu napa masih diem disini, itu si Juyeonnya kasian dunggu lu ihh.. didiemin terus kaya kulit kacang ntar"
Aku di dorong paksa oleh Yorica hingga aku sampai di hadapan juyeon
"Susah banget nih Ju dibilangin, iket aja Ju jangan sampe lepas"
Yorica kabur begitu saja setelah berkata seperti itu. Emang dasar ya kalo temen itu suka ngeselin. Respon Juyeon hanya anggukan yang sangat berarti bagiku.
"Ayoo Vi"
"Emm"
Aku berjalan dibelakang Juyeon, tatapan tidak suka dari para siswa yang berlalu lalang menyorot padaku.
Sebenarnya risih kalau terus-terusan dilihat seperti ini, apalagi mereka saling berbisik satu sama lain walaupun aku samar-samar mendengar apa yang mereka bicarakan. Tetap saja pikiran positifku hilang karena mereka.
"Ngapain sih tuh cewe makin deket sama Juyeon"
"Tau tuh, kaya gak ada cowo lain aja"
"Sana sini nempel"
"Ga malu tuh sama muka ahahaha"
Dua siswi berambut panjang yang kerap seringkali tertangkap basah oleh guru konseling karna bergosip ria saat upacara kini sedang membicarakanku.
Kalau saja malaikat jahat sedang disampingku, pasti wajah mereka sudah kusiram pakai bekas air pel.
"Heyy.. ayolah Vi jangan nunduk.. abaikan omong kosong mereka"
Aku berjalan sedikit lebih lambat dari Juyeon, agar memberi jarak lebih jauh dengannya. Dari arah bersebrangan aku melihat seorang siswi berjalan ke arahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Part ; JUYEON
Ficção Adolescente"Jujuy" "Panggil siapa?" "Ya lo lah, siapa lagi" "Panggil sayang juga boleh" "Jewer nih" Juyeon. Manusia berparas tampan yang memiliki sifat dingin namun hatinya hangat.