Basket ball

349 54 0
                                    




"ini mau kemana si hoon?"
Tanyaku sebal melirik Younghoon yang duduk di kursi pengemudi

"Kemana-mana hatiku senang"
Younghoon bersenandung

"La la la la la la laaaa... Woy!! Seriusan hoon, ngapain lewat jalan sini si"

"Bentar lagi sampe depan nyampe kok. Gak sabaran banget jadi orang"

"Hilihhh"
Aku mengalihkan pandangan ke lampu-lampu yang berjajar rapi di pinggir jalan

Lapangan basket. Iyaa, mobil Younghoon diparkir di deket area lapangan basket. Aku heran, ngapain ngajakin pergi kesini. Apa untungnya coba? Mending belajar kan ya dari pada kelayaban. Tapi sekarang malam minggu, pasti mustahil untuk belajar.

Saat aku sedang berjalan malas di belakang Younghoon. Aku melihat Juyeon sedang memainkan bola basketnya dari kejauhan. Tidak akan mengelak, mataku berbinar seperti menemukan sebuah berlian yang disinari rembulan dan taburan bintang. Sungguh menggiurkan untuk diambil.

"Oiii kembaran!!"
Younghon berteriak

"Baru sampe?"
Juyeon berbalik. Matanya tak melihat Younghoon tapi langsung melihat ke arahku

"Iyaa nih. Doi lo baru bangun, tidurnya lama banget anjir macem kebo"
Younghoon menjulurkan lidah

"Mulut lo di filter dulu. Gue malu hoon"
Aku tendang kaki Younghoon dari belakang

"Bodo amat vi haha"
Younghoon tertawa sambil memegangi kakinya yang sakit

Kurangajar memang. Seperti inilah sahabat sebenarnya. Mengata-ngatai keburukan di hadapan orang lain.

"Rebut nih hoon kalo bisa"
Juyeon mendrible bola yang ia pegang tadi

"Siapa takut"
Younghoon berlari menghampiri Juyeon hendak merebut bola

Aku hanya tersenyum melihat keduanya berebut bola. Kadang tubuh mereka saling mendorong kecil, hingga salah satu terjatuh disengaja. Bukankah mereka terlihat sangat tampan saat dibawah cahaya lampu remang-remang dengan peluh yang ada di dahi.

Aku mengambil tiga botol air mineral yang ada didalam mobil Younghoon tanpa ia suruh. Kemanapun Younghoon pergi, pasti dia menyimpan air minum di mobilnya. Katanya sih biar jaga-jaga siapa tau dehidrasi di jalan kalo males berhenti di kedai.

"Nahh gitu dong perhatian"
Kata Younghoon

"Perlu balik lagi ambil tisu biar di cap sebagai penuh perhatian?"
Kataku sambil menyerahkan botol air mineral

"Kalo mau ya sono ambil"
Younghoon membuka botol, isinya diminum setengah. Selebihnya ia siramkan pada wajahnya

"Maless"
Ucapku cepat, lalu memberikan botol satunya lagi ke Juyeon

"Makasih"
Tidak sengaja atau entah disengaja, tangan juyeon menempel tanganku saat menyerahkan botol. Lalu dengan santainya ia tersenyum

"Ehh.. Sama-sama Ju"
Aku segera melepaskan tautan, jantungku berdetak tidak normal

"Yuk lanjut... Vi bisa main gak?"
Tanya Juyeon, ia mengelap keringat di dahinya dengan tangan kosong

"Bisa sih.. Tapi---"
Aku berpikir sejenak

"Ayuk ahh, kelamaan mikir"
Younghoon menarik tanganku, sampai ketengah lapangan. Aku hanya memutar bola mata, pasrah.

Ternyata mereka yang bermain, aku hanya berlari-lari mengejar tanpa mendapatkan bola ke tanganku. Sekali bisa ngambil bolanya udah direbut lagi.

"Gimana sih, tinggi-tinggi gak bisa masukin ke ring"
Younghoon meledek

"Takut keduluan di rebut lo"
Kataku sambil menggiring bola ke arah ring

Best Part ; JUYEONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang