chapter 5 : menyatakan perasaan

571 38 4
                                    

pagi ini SMA NUSANTARA sedang mengadakan pensi disekolahnya,dengan dimeriahkan murid-murid yang sekolah disana.sama halnya dengan Kala yang sedang duduk dikursi koridor yang hari ini cukup ramai.pakaian mereka serempak menggunakan baju batik khas SMA NUSANTARA yang sering mereka gunakan diwaktu sekolah.

Kala hanya memperhatikan orang-orang yang dari tadi mondar-mandir karena sibuk dengan acaranya yang sebentar lagi akan dimulai.

"Kala." Panggil Riri.

Kala menoleh."kenapa?"

"Manggil doang,mendingan kita lihat yuk acaranya yang sebentar lagi dimulai!" Ajak Riri.

"kayaknya elo udah gak sabar ya lihat Dimas manggung,cieee..." ledek Kala.

"lah kok jadi bawa-bawa Dimas,sih!" bantah Riri.

"Terus kenapa kayak gercep gitu mau lihat pensinya?"

Riri menggaruk-garuk tengkuk lehernya yang tidak gatal."ya---gue males aja berdiri dibarisan paling belakang."

"yaudah elo duluan aja,gue mau ketoilet dulu." Pamit Kala pada Riri.

"masa gue sendirian,sih?"

"gak papa Riri,lagipula gue gak masalah kalau kebagian nonton dibarisan paling belakang." ucapnya sambil tersenyum untuk meyakinkan sahabatnya itu yang sedang khawatir.

"yaudah jangan lama-lama,ya."

"iya."

Kala pergi menuju kamar mandi yang keberadaannya didekat kantin sekolah.kebetulan kamar mandi sekolah sedang ramai,mau tak mau Kala harus mengantri.dan kini gilirannya yang akan masuk kedalam kamar mandi,setelah selesai Kala hendak membuka pintunya,tapi tidak bisa seperti ada yang menguncinya dari depan.sontak Kala menggedor-gedor pintu kamar mandinya berharap ada yang membantunya,tapi kenyataannya NIHIL.

Kala hanya bisa pasrah,sudah 2 jam ia berdiam diri didalam kamar mandi,sama sekali tidak ada perubahan."siapapun yang ada diluar tolong buka pintunya." pinta Kala.

air mata Kala tiba-tiba jatuh dipipinya.ia sangat takut sekali."tolong buka pintunya...hiks...hiks...tolong..." ucap Kala sambil menggedor-gedor pintunya.

"ibu...Kala takut disini...tolongin Kala ibu..." gumam Kala.

Acara pensi akan segera dimulai,tiba-tiba Dikta ingin ke kamar mandi sebelum ia manggung untuk menghibur temannya."gue izin kekamar mandi dulu,ya."

"iya jangan lama-lama." jawab Fikri.

Dikta hanya mengangguk."iya."

saat Dikta berjalan menuju kamar mandi,tiba-tiba langkah Dikta terhenti saat mendengar suara tangisan yang berasal dari kamar mandi perempuan.Dikta sempat menghilangkan pikiran anehnya dan kembali melanjutkan langkahnya menuju kamar mandi laki-laki.tapi baru juga mau melangkah,suara itu kembali terdengar dikuping Dikta.akhirnya,Dikta mendekati pintu kamar mandi perempuan tersebut."siapa didalam?" tanyanya dengan sedikit ragu.

"tolong...tolongin gue...ini gue Kala."

sontak Dikta kaget saat mendengar ucapan Kala yang berada didalam kamar mandi itu."Kala ini gue Dikta,tenang gue bakal bantuin elo keluar dari sini." ucap Dikta.

Dikta melihat kunci kamar mandi yang masih menyantel dikenop pintunya.setelah membuka pintunya Dikta langsung menghampiri Kala yang sedang dilantai sambil mengapit kedua kakinya seperti orang ketakutan."sekarang elo gak perlu takut lagi,Kal.gue disini dan gue bakalan jagain elo." ucapnya sambil mendekat kearah Kala dan memeluknya.

"udah ya jangan nangis lagi,ayo kita keluar dari sini---katanya elo mau nonton gue manggung."

Kala melepaskan pelukannya dari Dikta."makasih udah mau tolongin gue."

Langit & Bintang [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang