chapter 7 : keraguan

448 23 1
                                    

Dari semalam,Kala masih saja memikirkan pesan dari seseorang yang tidak ia kenal, kalau Dikta sedang bersama seseorang yang ia yakini perempuan.tapi,memang benar kalau difoto itu ternyata Dikta yang sedang berpelukan bersama seseorang disebuah cafe.berarti saat ia kemarin berpisah didepan warung tenda,
Dikta tidak langsung pulang kerumahnya tetapi menemui seseorang yang Kala belum tahu namanya.

"Woy,jangan bengong." Kata Riri sambil memegang bahu Kala.

Kala yang mendengar ucapan Riri langsung menghilangkan pikirannya yang mulai ngawur."ah-iya gue gak bengong kok."

Riri mendekat kearah Kala sambil menatap mata Kala."elo lagi ada masalah?" Selidik Riri.

Kala menggeleng pelan."enggak."

"Tapi kok gue ragu ya sama ucapan lo?"

"Perasaan elo aja kali."

"Masa sih?"

"Udah lanjut makan,tadi elo bilang laper."

Lagi-lagi Kala menyembunyikan sesuatu dari Riri.ia tahu tindakan yang ia lakukan saat ini memang tindakan yang salah dengan cara menyembunyikan kabar tersebut---ya tapi Kala juga tidak bisa bohong kalau perasaannya terhadap Dikta ada sedikit keraguan.apa benar Dikta menyukainya?tapi kenapa Dikta menyembunyikan kabar tersebut darinya?setidaknya kalau ia tidak serius dengan hubungan ini bisa bilang jangan kayak gini---bisa saja Kala mengakhiri hubungannya dengan Dikta---tapi Kala akan memikirkan itu lagi dengan baik-baik.

Dari kejauhan Kala bisa melihat kedatangan Dikta bersama temannya.mereka duduk dibangku yang tidak jauh dari keberadaan Kala dan Riri duduk.

Hari ini Dikta sama sekali tidak menyapa Kala bahkan saat berangkat bareng saja tidak ada percakapan,biasanya kan ia banyak bicara dari pada Kala.dan sekarang memandang pun tidak.Kala sempat kecewa dengan perubahan sifat Dikta saat ini.membuat hatinya kembali ragu.

Selesai makan,Kala dan Riri langsung pergi menuju kelasnya karena jam istirahat sudah habis.

"Kal." Panggil Riri.

"Apa?"

"Elo sama Dikta lagi ada masalah,ya?"

Seketika langkah Kala terhenti saat mendengar ucapan Riri."enggak."

"Tapi kok gue ragu sama ucapan elo,ya?elo gak bisa bohong,Kal."

"Terserah."

"Ayolah Kal,masa elo mau nyembunyiin dari gue mulu." Bujuk Riri.

Kala menghela nafas panjang."semalam ada yang ngirimin gue pesan tentang Dikta lagi sama perempuan lain."

Riri sempat kaget saat mendengar ucapan Kala tadi."dan elo percaya sama berita itu?"

Kala mengedikan bahu acuh."enggak tahu,gue udah males kalau dengar kabar kayak gitu."

"Sebaiknya elo tanyain deh sama Dikta tentang berita itu." Saran Riri.

"Dikta gak mau terbuka sama gue,Ri.ya---gue juga gak mau maksa, mungkin itu privasi baginya."

"Tapi elo berhak buat tanyain ini semua ke Dikta, dan kalau elo mau hubungan elo baik-baik aja."

Kala menghela nafas panjang."nanti gue coba."

"Mau kapan?"

"Kapan-kapan."

"Apa gue aja yang tanya sama dia?"

Kala diam."terserah lo.gue gak mau mikirin soal itu lagi,yaudah ayo kita kekelas sebentar lagi masuk."

******

Sepulang sekolah,Kala sedang menunggu Dikta yang katanya mau pulang bareng.Kala juga sudah menunggu Dikta di halte selama berjam-jam.perasaannya mulai gelisah---bagaimana tidak dari tadi Kala tidak melihat tanda-tanda kedatangan Dikta.

Langit & Bintang [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang