chapter 6 : saling mengenal

559 32 5
                                    

Dijam istirahat,Kala baru saja menyelesaikan ibadah sholat dzuhur bersama Riri dimusholla sekolah.

Ketika Kala dan Riri sedang berjalan menuju kelasnya,tiba-tiba langkah mereka berdua terhenti saat melihat Dikta bersama temannya sedang menghampirinya.

"Hai." Sapanya dengan canggung.

Sedangkan Kala hanya mengangguk samar."Hai juga."

Riri hanya memandang mereka berdua yang sama-sama canggung,ia hanya bisa menahan tawanya agar tidak ketahuan.dan kini pandangannya tertuju pada Dimas yang sedang berada dibelakang Dikta.yang dipandang malah acuh membuat Riri menjadi kesal sendiri.

"Abis dari mana?" Dengan polosnya ia bertanya seperti itu.sudah tahu abis sholat dzuhur tapi kenapa masih bertanya seperti itu.

"Abis sholat dzuhur,elo sendiri mau kemana?" Kala tanya balik.

"Ini mau sholat dzuhur juga sama teman,oh iya nanti pulang bisa temanin aku buat latihan basket,gak?"

Kala sempat kaget saat mendengar ucapan Dikta dengan sebutan aku-kamu,biasanya juga kan gue-elu.

Kala melihat kearah jam yang melingkar ditangannya."hm---tapi gue gak bisa lama.karena setelah sepulang sekolah gue langsung ke Cafe."

Dikta mengangguk paham."oke deh,sampai ketemu nanti."

"Iya."

Kala langsung menggenggam tangan Riri lalu pergi dari hadapan Dikta dan temannya sekarang juga.

"Kal."

"Iya?"

Langkah mereka berdua berhenti saat Riri bertanya sesuatu.mereka berdua menepi sebentar kemudian mereka berdua duduk disalah satu kursi dekat koridor.

"Gue mau bilang sesuatu sama elo."

"Bilang apa?" Kala masih focus membereskan sajadahnya yang terlihat berantakan.

"Kayaknya dia beneran tulus deh suka sama elo."

Kala menaikkan satu alisnya bingung."maksud elo,Dikta?"

Riri mengangguk samar."iya,karena tadi pas gue lihat dia ngomong ke elo matanya menunjukkan kejujuran gitu."

Kala menghela nafas panjang."gue gak tahu Ri dia beneran suka sama gue atau enggak,tapi yang jelas gue belum punya perasaan terhadapnya,tapi gue tetap berusaha untuk menghargai perasaannya." Jelas Kala.

Riri memegang pundak Kala."gue harap elo gak bakalan nyakitin perasaan Dikta ya,Kal."

"Elo tahu kan Ri kalau gue itu belum pernah pacaran."

"Iya gue tahu,Kal."

"Gue juga takut,Ri."

"Takut kenapa?"

"Elo tahu kan kalau gue sama dia itu berbeda,gue berasal dari keluarga sederhana sedangkan dia berasal dari keluarga berada." Kala mengedarkan pandangannya.

Riri mendekat kearah Kala,kemudian ia langsung memeluk tubuh Kala.
Riri tahu kalau Kala tidak pernah berbohong.ia juga tahu kalau Kala sebenarnya sedang rapuh tapi ia bisa menutupi rasa kesedihan itu yang diganti menjadi rasa bahagia.

"Kala gue tahu itu,tapi elo berhak untuk diperjuangin sama seseorang yang cinta sama elo.dan sekarang elo udah menemukan seseorang yang udah cinta sama elo.mungkin menurut dia elo itu istimewa dihidupnya,dan itu elo!" Menampilkan senyumnya yang mungkin saja bisa membuat Kala menjadi lebih baik.

Kala melepaskan pelukan dari Riri."makasih ya,Ri." Menghapus bekas air matanya yang jatuh dipipinya.

Riri tersenyum."nah sekarang senyum dong." Kala langsung tersenyum saat Riri memintanya untuk tersenyum.

Langit & Bintang [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang