Dikamar,Kala sedang menyiapkan buku matematika untuk dimasukan kedalam tasnya.setelah selesai membawa keperluan untuk kerja kelompok,ia berbaring dikasurnya sambil mengecek di handphonenya,siapa tahu saja ada pesan masuk yang belum ia baca.
Tak lama kemudian Ibunya Kala memanggilnya dari ruang tamu.Kala yang mendengarnya langsung berdiri kemudian kearah cermin berniat untuk merapihkan rambutnya yang sempat berantakan, setelah memastikan kalau ia sudah rapi,ia langsung bergegas menuju ruang tamu.
"Iya bu,kenapa?"
Kala sempat melihat Dikta yang sedang duduk disofa,sedangkan Ibunya menghampiri Kala.
"Itu ada nak Dikta,Kal."
Kala mengangguk paham."oh iya."
"Dikta siapa kamu?" Tanya ibunya sambil memandang wajah anaknya.
"Hm....." ucapan Kala sempat menggantung,tiba-tiba Dikta berceletuk membuat Kala memandang kearahnya."saya pacarnya Kala,tante." Ucapnya dengan santai sambil tersenyum kearah ibunya Kala.
Ibunya Kala mengernyit bingung."pacar?sejak kapan kamu pacaran?"
Kala diam seribu bahasa."maafin Kala,Bu."
Ibunya Kala mengelus kepala anaknya dengan sayang."kenapa harus minta maaf?"
Ibunya Kala menghampiri Dikta,sontak Dikta langsung berdiri."kalau benar kamu suka sama anak saya,tolong jaga dia."
"Baik Tante.saya akan menjaga Kala dengan sepenuh hati." Ucapnya dengan mantap.
"Karena sejak kehilangan Ayahnya,Kala sering menyendiri dan senyumannya juga sudah jarang terlihat."
Dikta paham soal ucapan Ibunya Kala."saya akan berusaha untuk mengembalikan senyum diwajahnya.saya boleh minta izin gak,Tan?"
"Izin apa?"
"Izin bawa Kala buat kerja kelompok," Dikta menghela nafas sebentar kemudian melanjutkan ucapannya yang sempat tertunda."setelah selesai kerja kelompok saya mau ajak Kala jalan-jalan."
Ibunya Kala mengangguk pelan."iya boleh,tapi pulangnya jangan terlalu malam."
"Iya,Tan.kalau begitu saya sama Kala pamit dulu." Sambil menyalami punggung tangan ibunya Kala."iya hati-hati dijalan."
"Aku pergi dulu ya,Bu." Pamit Kala.
"Iya."
******
Sesampainya dirumah Dikta,Kala hanya melongo saat melihat sekelilingnya yang terlihat sepi seperti rumah tak berpenghuni.
"Duduk,Kal." Dikta mempersilahkan Kala untuk duduk di sofa,ia hanya mengangguk sambil duduk di sofa.
"Bi..." panggil Dikta dari ruang tamu.
Tiba-tiba ada seorang perempuan paruh bayah menghampiri mereka berdua yang sedang duduk disofa."iya,den.kenapa?"
"Kenalin ini Kala pacar aku,yang aku ceritain itu,Bi."
Bi Wati hanya tersenyum kearah Kala."oh ini yang den Dikta ceritakan,iya benar cantik orangnya!" Ucap Bi Wati yang sedang memperhatikan Kala.
Kala yang mendengarnya hanya tersenyum kikuk."makasih bi...atas pujiannya,tapi saya masih ada kekurangannya,kok."
"Non Kala mau minum apa nanti bibi buatkan."
"Jangan panggil saya non,Bi.panggil saya Kala saja."
"Iya non---eh anu maksud saya neng Kala."
"Jadi neng Kala mau minum apa?" Tanya ulang Bi Wati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit & Bintang [END]
Teen Fiction"Kita yang berbeda." untuk yang pertama kalinya, dia menyukai perempuan yang bisa membuat hatinya terpikat. dia bukan seperti perempuan pada umumnya, dia hanyalah dia yang hanya bisa menjadi dirinya sendiri, dan untuk yang pertama kalinya seorang an...