Butuh pembuktian? atau ingin mewujudkan?
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Apa kita pernah bertemu sebelumnya?" Mata itu seperti mengunci Krist untuk tidak berpaling, sungguh mata itu benar-benar Krist mati kutu.
"Err.. "
"Abaikan, sekretaris ku sudah datang, hati-hati dijalan!" Singto langsung pergi dari halte tersebut dan berbelok masuk menuju kantor. Krist mendesah lega saat itu juga, sungguh Krist benar-benar kikuk saat bosnya tadi berada didekatnya dan menatapnya dengan tatapan seperti itu.
Dan tepat setelah Singto pergi, Bis yang ditunggu Krist juga datang. Dengan segera Krist menaiki Bis tersebut dan mendudukkan diri di salah satu tempat duduk yang ada. Untung saja Krist mendapat Bis yang sepi
Perjalanan dari perusahaan tersebut dan rumah Krist bisa menghabiskan waktu hampir 1 jam, jadi Krist mau tidak mau hanya berdiam diri dan tiba-tiba saja pikirannya langsung melayang entah kemana.
Namun saat ini, pikirannya kepada bosnya tadi.
Pembahasan tadi..
Jam tangan berada di tangan kiri..
dan pertanyaan nya tadi..
Bertemu sebelumnya katanya? bahkan tadi baru kedua kalinya ia bertemu dengan bosnya. Lalu maksud Pak singto itu pertemuan yang mana? Yang perkenalan waktu itu? untuk apa menanyakan pertemuan waktu itu? ya jelas mereka bertemu saat itu, karena itu pertemuan untuk memperkenalkan anak magang kepada bos nya, iyakan? untuk apa dibahas? Tapi kalau yang di maksud pertemuan sebelum pertemuannya di kantor, kapan?
Dan tentang pembahasan tadi dan jam tangan itu?
Mungkinkah Pak singto ?
Tidak, tidak mungkin. Krist tidak mungkin akan bersama Pak singto. Bisa dilihat kan kedudukan mereka berbeda? Pak Singto adalah seorang bosa dari perusahaan besar sedangkan Krist hanya mahasiswa biasa dengan sejuta kemalasannya. Bagaimana bisa? Krist tidak boleh untuk terlalu percaya diri untuk ini.
Tapi bukannya Krist tidak ingin dipasangkan dengan seorang pria?
Krist menggelengkan kepalanya lagi, kenapa dia sampai berpikir ia akan berpasangan dengan Pak Singto? Ah, Krist pasti kelelahan pasti makanya ia berpikir macam-macam.
Krist memutuskan untuk tidak menceritakan tentang pertanyaan Pak singto tadi kepada Mook, yang ada beban pikirannya bertambah. Mook pasti akan menghubungkan dan membuatnya menyadari sesuatu yang tidak Krist sadari, dan Krist belum siap untuk itu.
-------------------
"Jan" Seperti biasa, Jan sedang berada di ruangan Singto seusai jam pulang kerja. Saat ini mereka tengah menikmati kripik kentang dan dua ice cup yang baru dibelinya tadi. Jane masih asik dengan handphone nya, tangan kirinya menscroll HP nya sedang tangan kanannya terus sibuk menyemil kripik nya. Bahkan sampai Singto memanggilnya pun ia masih melanjutkan kesibukannya itu
"hm"
"Sepertinya aku sudah menemukan orangnya" Singro menyandarkan badannya di sofa dan kepalanya mengadah menatap langit-langit ruangannya itu.
"Siapa? Karyawan baru?" Janhae masih tetap sibuk.
"Orang yang ada dimimpi"
"Uhuk! appwha?" Janhae yang baru saja menelan keripik kentang itu langsung tersedak. Sungguh sakit rasanya tersedak kripik kentang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream Telepathy [ Singto X Krist ]
FanfictionAku tidak tau pasti apa maksud di mimpi itu. Aku tidak tau bagaimana urutan ceritanya. Aku tidak tau kenapa semua mimpi itu tersambung. Dan aku tidak tau bersama siapa aku disana? Bisa bantu aku mengurutkan puzzle puzzle mimpiku? -- Krist