Dream 12

1.9K 255 41
                                    

Aku juga sedang membuat alurku sendiri
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Nunggu lama Krist?" Krist mendongakkan kepalanya dan melihat Singto sudah turun dari mobilnya.

"Enggak kok pak" Krist masih sadar diri ini bukan di chat, harus kembali memanggil Singto dengan sebutan Pak, dan juga sekretarisnya itu masih ada di sana dan pasti mendengarnya.

"Yaudah Jan, kamu bisa pergi" Janhae segera menutup kaca mobilnya dan bergegas pergi meninggalkan Singto yang berjalan mendekati Krist.

"Kamu kenapa gak bales chat ku tadi pagi?" Singto mendudukkan diri dis amping Krist

"Maaf pak, HP nya aku tinggal di rumah, semalam saya lupa charge, jadi tidak tau kalau bapak chat"  Singto mengangguk  paham.

"Oh iya pak, bekal makannya mau bapak makan sekarang atau nanti? ini sudah saya taruh di tempat bekal. Maaf tempat bekalnya seadanya" Krist mengeluarkan sebuah tempat bekal berwarna putih polos milik adiknya yang kebetulan hari ini adiknya tidak membawa bekal makan siang.

"ku makan sekarang deh sekalian nunggu bis" Krist mengangguk dan memberikannya pada Singto. Singto menerima bekal itu dan langsung membukanya. Terlihat ada nasi, tempe goreng lengkap dengan sambal bawang serta Cap Jay  yang ditaruh terpisah berdasarkan letak kotak pada bekal tersebut. Singto yang menghirup aroma nya yang jarang sekali ia temukan ditempat makan yang biasa dia makan, aromanya berbeda , aroma bumbu cap jay dan tempe goreng khas baru dimasak, apalagi ini masih sedikit hangat. Singto tidak sabar menghabiskannya.

"Maaf cuma makanan sederhana ya, pak"

"Hei, Krist! aku sudah lama tidak merasakan ini, aku merindukan makanan seperti ini! langsung aku makan ya?" Krist mengangguk dan tersenyum walaupun dia heran apa special nya makanan yang Krist buat? apa Bosnya ini terlalu sering makan di tempat mewah?

Singto mengambil sendok plastik yang sudah ada didalam lalu memotong secuil tempe dan mencampurnya pada sambal bawangnya, lalu ia mengambil sedikit capjay dan di campurkan pada nasi putih hangatnya, Singto langsung melahap satu sendok penuh tersebut. Senyuman puas Singto terpampang seusai menelan suapan pertama, dan senyuman itu menular pada Krist yang melihat bosnya melahap masakannya tersebut.

"Sepertinya selama aku disini, aku akan ketagihan dengan masakan mu Krist" Singto melanjutkan suapan keduanya dan terus berlanjut hingga habis, tepat saat itu juga bis datang. Singto segera menutup tempat bekal tersebut dan meraih tangan Krist serta menyeretnya masuk ke dalam Bis yang sudah berhenti di depan halte tersebut. Untungnya mereka berangkat sedikit pagi, jadi bis tersebut masih tampak sepi dan masih ada tempat duduk yang bisa mereka tempati.

"ini bapak kalau haus" Krist menyodorkan tempat minum miliknya bewarna hitam yang berisikan air putih.

Air putih?

"Ah, iya terimakasih Krist" Singto mengambilnya dan minum air putih tersebut. Setelahnya Singto tersenyum, hanya dengan air putih saja Singto mengingat sosok yang ada di mimpinya itu, ia juga selalu menyediakan air putih.

"Sama-sama pak" Krist tersenyum dan mengambil lagi tempat minum yang habis di minum oleh Singto.

"Oh iya pak, makanannya kan sudah habis, bisa saya ambil lagi tempat bekalnya?"

"Aku harus mencucinya dulu, nanti pulang dari kantor aku kasih lagi ke kamu" Singto memasukkan tempat bekal tersebut ke dalam tas kerjanya.

"dan besok masak lagi untukku ya" Singto membisikkan itu tepat di telinga Krist. Krist yang mendapat bisikan itu hanya tersenyum dan sedikit geli karena area sensitif nya baru saja terkena hembusan nafas Singto yang terlalu dekat dengan telinganya. Tapi Krist tidak berani menatap bosnya itu. Dia bingung harus bersikap apa. Harusnya dia marah, tapi gak bisa marah, Krist ini kenapa?

Dream Telepathy [ Singto X Krist ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang