Dream 11

1.8K 271 46
                                    

Seperti yang ku katakan, sesuatu yang berhubungan dengan cinta itu sia-sia kalau tidak pernah serius
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Singto

20.45
Besok aku akan menjemputmu jam 7 Pagi. Selamat Malam -Singto

20.46
baik pak
Read

Krist heran, ini yang menggerakkan tangannya untuk mengetik ini siapa? Ini artinya Krist akan berangkat bersama.... bos nya?

Mua gak mau Krist harus bilang ke Mook kalau dia tidak bisa berangkat dengan Mook, lebih bahaya kalau Mook melihat langsung Pak Singto menjemputnya secara pribadi di rumahnya. Apa kata Mook nanti? Pasti Mook pikir Krist sedang mewujudkan mimpinya, padahal kenyataanya Krist belum siap dengan itu.

Apa Krist bohong saja kalau Krist akan berangkat diantar kakaknya?

Tapi Mook tau Kakaknya masih di Khao Yai, belum pulang.

Setelah berpikir dengan memakan waktu yang lama akhirnya Krist mengetikkan sesuatu di handphonenya dan segera mengirimnya ke Mook

Ya, Krist jujur.

Setelah memastikan terkirim, Krist segera mematikan Handphonenya dan segera mengubur diri di balik selimut tebalnya. Terserah Mook akan marah-marah besok karena mematikan handphone dan tidak menjelaskan semuanya, Krist bodo amat, itu urusan besok. Yang terpenting urusan pikirannya kelar dulu.

Kata-kata Singto ingin mengejarnya terus berputar-putar di telinganya. Ah, otak nya juga.

Krist mengangkat selimutnya sampai menutup lehernya, memeluk guling nya dan menutup matanya.

Ah, masih berputar kata-kata itu.

Krist berbalik arah. Dan suara itu masih ada.

Bagaimana Krist akan tidur??

Bos sialan!

-------------

"Pagi" Singto langsung menyapanya ketika Krist membuka pintu mobil tersebut

"Pagi Pak" Krist tersenyum. Sekedar menghormati sapaan bosnya ini, walaupun Krist masih menahan rasa gugupnya. Ini adalah hari pertamanya Singto akan mendekatinya untuk memastikan mimpi itu. Krist berharap rencananya lancar hari ini.

"Maaf, menunggu lama" Krist melanjutkan perkataannya.

Iya, Singto sudah datang 20 menit lalu. Krist tau itu karena Singto menelponnya ketika sudah di depan gerbang rumah Krist.

"Tidak masalah, Bangun kesiangan?" Singto mulai menyalakan mesinnya dan melajukan mobilnya.

"Oh, enggak pak. Tadi saya harus menyiapkan makanan untuk nenek saya"

"Kamu masak?"

"Hanya masak masakan mudah"

"Jarang laki-laki mau masak" Singto sengaja memancing ini. Singto ingat, di mimpinya sosok itu akan menyiapkan makanan untuknya di apartemennya.

Dream Telepathy [ Singto X Krist ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang