We can do it
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Hari setelahnya, Singto tidak lagi menemui Krist, tidak lagi menjemputnya, tidak lagi menemuinya di kantor.
Sama sekali.
Setelah berpelukan kemarin, Singto masih di rumah Krist untuk menunggu pesanan bubur nya hingga datang, kemudian makan bersama dengan nenek Krist juga, serta membelikan stock obat maag Krist, setelah itu baru ia pulang dan tidak menemui Krist sampai pada hari terakhir Singto di Chiang Mhai.
Saat itu, Singto berpamitan pada seluruh karyawannya. Mereka berkumpul di suatu ruangan yang memang di khususkan untuk berkumpulnya semua karyawan. Baru saat itu, Krist melihat Singto lagi di atas podium. Jika dipikir kembali, Krist tidak menyangka sosok yang ada disana beberapa hari lalu menyatakan perasaannya kepada Krist, Tidak menyangka bahwa orang sehebat Singto bisa hampir menangis di hadapannya beberapa hari lalu.
Senyum tidak sadar terulas di wajah Krist saat Singto mengucapkan terimakasih dan menyemangati para internship tapi matanya hanya mengarah ke Krist.
Ah, begini ya rasanya jatuh cinta?
Mook, walaupun ia penasaran kenapa Krist tidak lagi berangkat bersama Bosnya itu terus melontarkan banyak pertanyaan pada Krist, tentu dengan bumbu amukan karena Mook sempat di sentil dengan kata-kata Singto tempo lalu. Tapi reaksi Krist?
"Maaf Mook, rahasia" dengan senyum yang rasanya Mook jijik melihat senyum Krist seperti itu. Sialan banget kan?
Tapi setelah melihat tingkah Singto dan Krist saat Bosnya pamit Mook sedikit mengerti, sepertinya sesuatu hal sudah terjadi di antara mereka. Biarkan Krist merahasiakannya dari Mook, lihat saja sampai berapa lama ia bertahan merahasiakannya dari Mook, pasti tidak membutuhkan waktu lama ia akan menceritakan secara tidak sadar dengan Mook. Lihat saja nanti.
--------------------
'Krist, Aku tau kamu membutuhkan ini. Jangan ditolak, setidaknya aku memberikan mu sesuatu sebelum aku pergi.
Selamat berjuang dan berkarya Krist! Aku menunggu namamu menjadi designer graphic terbaik! ❤️
Ps. Walau kita sekarang tidak bertemu lagi, kalau aku kangen aku boleh menghubungimu kan? hehe'
Untung aja paketnya yang terima adalah Krist, kalau adiknya, bisa berabe ceritanya.
Sepulang dari kantor seusai Singto pamit, Krist mendapat paket ini didepan rumahnya, setelah membaca kertas kecil tertempel di kardus pen tablet tersebut, Krist sudah yakin siapa pengirimnya.
Hatinya seakan meledak melihat emoticon love disana, benar-benar diluar nalar Krist! Biasanya ia akan mengumpat kata 'bucin' untuk teman-temannya yang selalu senyum-senyum sendiri kalau sedang chat dengan pacarnya. Dan sekarang? lihat lah Krist, hanya dengan satu emoticon saja bisa membuat senyumnya merekah cerah. Mungkin setelah ini Krist tidak lagi ngatain temen-temennya bucin lagi.
Benar kata orang, orang yang suka ngatain temannya bucin itu karena dia belum merasakan bahagianya komunikasi dengan orang yang disayang, dan Krist membuktikannya.
Setelah membaca surat kecil tersebut, Krist langsung chat Singto, setidaknya memberi tahu bahwa laketnya sudah ada di tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream Telepathy [ Singto X Krist ]
FanfictionAku tidak tau pasti apa maksud di mimpi itu. Aku tidak tau bagaimana urutan ceritanya. Aku tidak tau kenapa semua mimpi itu tersambung. Dan aku tidak tau bersama siapa aku disana? Bisa bantu aku mengurutkan puzzle puzzle mimpiku? -- Krist