Dream 5

1.9K 265 27
                                    

Dari situ, entah kenapa aku jadi sedikit...
berharap?
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

🎼 "..Semalam aku bermimpi.. bertemu dengan dirinya.."

"..ingin rasa tuk mengulang... hangatnya kisah tadi malam~" 🎼

Tak!

"Singto sakit!!!"

Janhae mengusap-usap kepalanya yang baru saja menjadi tempat pendaratan sebuah remot AC yang tidak tau sejak kapan bisa terbang.

"Ganti lagunya!"

"Ini bagus~"

"lagunya jelek"

"jelek dari mananya?"

"ya jelek pokoknya jelek, ganti lainnya!"

Saat ini Janhae tengah bersantai di ruangan Singto, Singto heran kenapa dulu ia bisa merekrut sekretaris semenyebalkan Jane. Benar-benar tidak punya aturan.

"Apanya yang jelek sih, astagaaa ini lagu juga bukan lagu keras" Jane masih tetap menjalankan lagunya itu.

🎼 "Sudah taukah dia tentang diriku, yang tak mungkin mencinta di saat tak tepat lagi" 🎼

"Jan sialan! ganti lagunya! liriknya jelek!"

"Hah? bentar" Jan mengulang lagunya lagi dari awal

"pfftttt  BWAHAHAHHAHAHAHA"  Janhae terpingkal-pingkal, ini pertama kalinya Singto membenci lagu hanya karna lirik, lagunya tentang cinta pula! ini perlu di abadikan, tidak selamanya janhae melihat momen ini, ini langka!

"Aku perlu mengabadikan ini, astaga Singtoo kau benar-benar...... Hahahaha sungguh aku gak bisa berhenti ketawa Hahahaha"

"Sialan! keluar!"

"gamauuu, oke oke aku berhenti ketawa"

"...."

"...."

"Bwahahahahahha gabisa berhen.... Kyaaaaa~ Singto sakiiitttt!!" Singto yang memang sebal dengan Janhae langsung menyerang Janhae dengan menjambak rambut Janhae yang sudah tersisir rapi itu ,  dengan posisi Singto duduk di samping Janhae yang kesakitan dan mau tidak mau badannya terhuyung kesamping arah badan Singto.

"makanya diam!" Percayalah, jika bukan Janhae yang melihat ini, maka orang lain akan takut dengan nada marah dan raut wajah Singto yang berkabut hitam itu. Singto melepas jambakannya tanpa meminta maaf sama sekali.  Situasi ini sudah terbiasa di antara mereka. Singto benar-benar sudah tidak memandang Janhae sebagai wanita yang patut di perlakukan lembut.

"iya iyaa" Janhae menyisir lagi rambutnya yang berantakan.

"1 bulan lalu aku lebih sering memimpikannya, lebih dari biasanya. 1 minggu bisa sampai 3 mimpi yang kudapat" Setelah suasana tenang Singto mulai angkat bicara. Saat suasana tengah gerimis menyambut malam datang, kantornya sudah mulai sepi.

Janhae tau ini sudah mulai serius, dia mendengarkan dengan seksama.

"Kenapa tidak cerita padaku?"

"Aku sedang berusaha untuk mengabaikan itu, aku ingin meyakinkan diri bahwa dia tidak nyata"

Janhae teridam. Janhae tau bagaimana Singto benar benar tidak mau berurusan dengan kata "cinta". Singto tidak percaya itu.

Dream Telepathy [ Singto X Krist ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang