Like 1 year ago

1K 121 42
                                    

Seperti satu tahun lalu, bisakah kita melakukannya lagi?

.
.
.
"Masih ada 29 hari lagi, aku janji akan membuang rasa ragumu itu dan kembali
yakin dengan aku, aku janji. Beri aku kesempatan ya?"

"Kalau masih tidak bisa, aku tetap pada keputusan ku yg pertama, bercerai denganmu"

"Ku pastikan itu tidak akan terjadi" Singto tersenyum cerah, setidaknya ini adalah titik harapannya untuk membawa Krist kembali percaya padanya, "Terimakasih Krist, Terimakasih"

"Hm" Krist langsung beranjak pergi meninggalkan suami dan anaknya disana menuju kamar mandi untuk membersihkan diri karena keringat yang menempel dibadannya usai bermain dengan Bebel. Sedangkan Singto masih dengan euforia kebahagiannya sehingga tidak berhenti menghujani kecupan pada Bebel yang masih tertidur.

.
.
.
.


Setelah perkataan Krist kemarin, Singto semakin gencar untuk berusaha terus bersikap baik dan patuh dihadapan Krist. Ikut bangun lebih pagi, membantu membereskan kamar, membantu menyiapkan perlengkapan mandi Bebel, membangunkan Bebel untuk mandi.

Meskipun Krist hanya memandang datar itu semua. Krist tau itu hanya cara Singto saja agar Krist bisa berhenti marah dengannya, emang dengan cara itu Krist akan mudah memaafkannya? Krist tidak semudah itu.

"Papa~ Bebel siap untuk mandi" Singto yang tengah menggendong Bebel dengan cara seperti Bebel tengah terbang itu menuju kamar mandi dimana Krist sudah memenuhi bath up nya dengan air hangat. Bebel yang merasa seperti terbang itu tertawa renyah karena sesekali Ayahnya itu mencium punggungnya dengan gemas.

"Hati-hati, ini licin" Krist menahan untuk tidak senyum tadi, pemandangan ini sungguh ia rindukan tawa renyah Bebel pun kembali hanya dalam waktu singkat. Adanya Singto kembali benar-benar membuat Bebel terus ceria akhir-akhir ini dan lebih penurut dari pada biasanya. Tapi ia ingat bahwa ia masih tidak menyukai Singto, "Siap Kapten!" Jawab Singto sembari menaruh Bebel untuk turun dan memposisikan tangannya di depan dahi seperti sedang hormat, Bebel yang melihat itu juga mengikuti pose ayahnya.

Krist terkekeh melihat tingkah anaknya yang selalu ingin terlihat sama dengan ayahnya.

"Jangan lama-lama main airnya" Krist mengacak pelan surai anaknya , Bebel langsung bergegas menuju bath up nya dan memasukkan dirinya disana. Jangan lupa mainan bebeknya yang sengaja Krist taruh sana.

"Dan kau, satu jam lagi kau harus berangkat jangan keasikan main" Singto tersentak saat jari telunjuk Krist ada di depan matanya, Singto pikir Krist sudah susah peduli dengan Singto.

Singto langsung meraih tangan Krist yang dada di depan matanya, jangan lupakan senyum bahagianya disana, "Tenang, aku inget kok".

Krist yang sadar Singto tengah mengambil kesempatan dalam kesempitan itu langsung menarik tangannya dan berlalu keluar dari kamar mandi meninggalkan Singto yang masih dengan senyum cerahnya.

Semoga ia berhasil!

.
.

"Bee, hari ini aku akan keluar kota kemungkinan pulangnya tengah malam atau besok pagi", Krist tengah bergulat dengan dasi Singto, seperti saran orang itu kalau mereka akan melakukan kebiasaan-kebiasaan mereka saat menikah.

"Hm"

"Aku berangkat dulu" Singto memeluk Krist seperti kebiasannya sebelumnya, memeluk mengecup kening pasangannya sebelum berangkat.

Dream Telepathy [ Singto X Krist ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang