Dream 13

1.6K 263 34
                                    

Aku mau, tapi masih belum jadi prioritasku
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"kenapa kamu pacarin Mook sih kalau dia tega telantarin kamu gini?"

Krist diam. Sakit Maag nya sudah tidak begitu terasa setelah tidur dengan posisi seperti ini beberapa menit.

Kenapa Singto jadi menyalahkan Mook?

Jika diteruskan, yang ada ini tidak aman untuk Mook. Walau sekeji apapun Krist terhadap Mook tapi yang boleh berlaku keji cukup Krist saja, jangan orang lain. Bagaiamana pun juga Mook adalah teman nya yang ia percayai saat ini.

"Pak Singto.."

"P'Singto, bukan pak"

"Ah, iya P'Singto.. Boleh aku berbicara sesuatu?" Krist mulai bangun dan mendudukkan diri di pinggir tempat kasur Krist.

"Sudah enakkan?"

"Lumayan"

"Tapi tetap makan bubur mu nanti, ya?" Krist mengangguk

"Ok, jadi mau ngomong apa?"

"Tolong jangan salahkan Mook"

"Kenapa? dia pacar yang buruk Krist, dia tidak bisa menjagamu!"

"Mook sebenarnya baik P, P'Singto saja yang belum mengenal Mook"

"Baik dari mananya?"

"P'Singto kenapa selalu berpikiran buruk tentang Mook? Apa karena Mook pacarku?"

Singto diam.

"Sebenarnya P'Singto ingin membuktikan mimpi itu, atau berusaha mewujudkannya?"

Singto menunduk. Benar juga, Singto bahkan tidak mengerti kenapa merasa tidak menyukai Mook hanya karena Mook adalah pacar Krist. Apa Singto ingin mewujudkan mimpinya?

"P'Singto bisa jawab pertanyaanku?"

"Aku.. aku bahkan tidak tau dengan diriku" Singto kembali menatap mata Krist sebentar dan kembali menunduk.

"Aku selalu berfikir bahwa urusan cinta adalah urusan yang bisa menhabiskan waktuku dengan percuma. Aku tidak ingin waktuku habis terbuang percuma, aku adalah orang yang menghargai waktu"

"......"

"dan tiba tiba seseorang yang aku duga kamu itu terus datang di mimpiku, menawarkan segala perasaan yang tidak pernah aku rasain selama hidup. Awalnya aku menyangkal, itu hanya mimpi, tapi sialnya itu datang terus dan membuat aku berfikir, memang ada perasaan kehangatan seperti itu di dunia nyata?"

Singto masih belum menatap Krist.

"Dan sialnya lagi di sana wajah itu tidak terlihat, hanya suara yang jelas ada di sana, dan suara itu suara kamu, maka dari itu aku ingin membuktikan apa itu kamu?"

"....."

"Tapi semakin kesini aku semakin ingin terus melihatmu, aku tidak tau itu kenapa. Apa karena mimpi itu tidak pernah muncul lagi jadinya aku rindu pada sosok itu dan melampiaskannya ke kamu? tapi setelah aku tau , kamu bukan pria single aku sedikit.. kecewa? entahlah. Yang aku tau, aku tidak mau kamu jadi milik siapapun"

"....."

"Kata Jan, aku suka kamu. Tapi aku tidak tau bagaimana sesorang bisa mengecap dirinya menyukai seseorang itu berdasarkan apa. Menurutmu apa memang aku sedang ingin mewujudkan itu?" Singto baru berani menatap Krist. Krist yang di tatap Singto pun langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Dream Telepathy [ Singto X Krist ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang