Uno

2K 202 23
                                    

"Kamu mau pergi lagi?" Shuhua menyembulkan kepalanya dari balik meja.

"Iya. Maaf, sayang." Guanlin mengelus lembut rambut Shuhua.

Shuhua menggembungkan pipinya. "Hmph-. Kamu pergi terus."

Guanlin hanya tertawa, menunjukkan deretan gigi rapinya dan juga gusinya. "Bagaimana lagi? Aku banyak pekerjaan."

Nyut.

Shuhua menggigit bibir bawahnya. "A-aku tidak suka kamu kerja di tempat Pak Yanan. Kamu 'kan bisa di sini saja."

Guanlin tertawa lagi. "Aku bekerja juga untuk menabung masa depan. Kamu ngga mau lihat aku di masa depanmu?" Ia memakai jaket maroonnya.

Wajah Shuhua memerah saat Guanlin menatapnya intens.

"I-iya.. Tapi.."

"Aku pergi dulu, sayang.." Guanlin keluar dari toko kue itu. Meninggalkan Shuhua yang notabene adalah kasir sementara di sana.

Tinggallah Shuhua sendiri, menatap kepergian Guanlin dengan motor hitamnya sampai bayangannya menghilang dimakan jarak.

Shuhua meletakkan kepalanya di meja kasir. Tak begitu banyak pelanggan yang berminat makan kue hari ini. Ia bisa sedikit bersantai.

Namun, di saat-saat seperti ini, ia lebih memilih ramai. Iya, dia ingin menyibukkan diri.

Agar tidak terpikirkan hal itu.

Hal itu..

"Haahh.." Lagi-lagi Shuhua menghela.

Sungguh, ia sudah tahu. Semuanya.

Ia tahu bahwa Guanlin, lelaki yang merangkap sebagai kekasihnya itu, menjalin hubungan dengan sepupu dari pemilik perusahaan yang sedang mempekerjakan kekasihnya itu.

Sejak bulan lalu diterima di sana, Guanlin jadi semakin jarang mengunjunginya. Maksudnya bukan Shuhua egois, tapi bukankah sebagai pacar ia ingin dikunjungi sepulang bekerja?

Shuhua bisa memaklumi hal itu. Pegawai baru memang harus rajin bekerja. Namun nyatanya tidak demikian.

Sewaktu-waktu, Guanlin mengirim pesan bahwa ia harus pulang malam sehingga tidak bisa mengantarnya pulang.

Sebagai pacar yang pengertian, tentu Shuhua mengiyakan tanpa beban sedikitpun.

Maka ia mulai menutup toko sendiri setelah berbenah. Setelah memastikan semua aman, ia mulai membawa langkahnya menuju tempat tinggalnya.

Hari itu ia memilih pulang lewat pantai. Tempat tinggalnya memang berbatasan langsung dengan pantai.

Entah mengapa hari itu ia lelah. Ingin mengistirahatkan pikirannya.

"Kencan pertamaku di sini.. Hehe~" Ia berjalan di pinggiran pantai, menyisakan jejak kaki di sepanjang bibir pantai.

Ia sebenarnya sangat merindukan Guanlin, namun dia tidak mau mengganggu pacarnya itu.

Namun siapa yang menyangka, dengan mata kepalanya sendiri, ia akan melihat kekasihnya sendiri berangkulan mesra dengan seorang gadis cantik.

Shuhua segera menepi. Ia bersembunyi di balik bebatuan di sana, sambil berusaha menahan perasaan campur aduk di hatinya.

Beberapa kali ia menghembuskan napas berusaha menetralkan detak jantungnya. Ia kembali mengintip.

Dan benar. Yang duduk di sana itu adalah kekasihnya sendiri, dengan orang lain di rangkulannya. Mereka tampak mesra dan saling tertawa satu sama lain.

Tangan Shuhua bergetar melihatnya. Ia bahkan tak sadar hampir terjatuh. Untunglah ia segera berpegangan pada salah satu batu terjal di sana. Namun ia harus merelakan tangannya terbaret dan mencetak luka.

Rasa sakit itu tak terasa saat akhirnya apa yang dilihat Shuhua di hadapannya. Kekasihnya berpagutan mesra dengan orang lain.

Tanpa memedulikan hal apapun, Shuhua segera beranjak dari sana. Berlari menuju rumahnya. Ia tak tahan jika harus menangis di tempat umum begini. Ia hanya ingin segera sampai di rumahnya, memeluk bantal sambil menangis.

Tanpa ia sadari bahwa Guanlin menoleh sesaat sebelum ia pergi.

"Shuhua...?"

?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Siren; Shuhua ft. Guanlin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang