Epiloğ

1.2K 129 23
                                    

“Selamat datang.” Lelaki itu tersenyum ramah menyambut calon pelanggannya.

Si pelanggan langsung menuju kasir. Sedikit terkagum dengan visualisasi pemuda di hadapannya. Namun ia segera membuyarkan pemikirannya.

“Akhir-akhir ini aku sering stres. Apapun yang kulakukan selalu tidak bisa memuaskanku,” keluhnya tiba-tiba.

Bukan tanpa alasan mengatakannya. Memang rumornya berkata, jika kau bercerita pada pemilik sekaligus kasir di toko kue ini, maka ia akan membantumu menghilangkan masalahmu.

Si pemuda tersenyum mendengarnya. “Kau butuh yang manis-manis. Datang ke sini adalah pilihan yang tepat.”

Kemudian ia berjalan mengambil sebuah kue dari jajaran kue di etalase.

“Ini bisa meringankan hatimu. Namanya Danish Chocolate. Dengan rasa coklat yang pekat akan membantumu melupakan sedikit masalahmu disaat menikmati kue ini.”

Si pelanggan menatap pemuda di hadapannya dengan kagum. “Aku beli!” ujarnya.

Kemudian pemuda tadi membungkus kue itu untuk pelanggannya.

“Kau tahu macam-macam kue.. Sejak kapan kau bekerja di sini?” Si pelanggan membuka suara, berbasa-basi.

“Aku? Tentu saja. Aku sangat mencintai kue-kuean.” Kemudian si pelanggan bisa melihat senyuman si pemuda menjadi sedikit sendu sebelum ia melanjutkan. “Ini pesananmu.”

Si pelanggan berterima kasih sambil memberikan uang belanjaannya. Kemudian pergi dari toko kue itu.

Tak berselang beberapa lama setelah pelanggan tadi pergi, dua insan memasuki toko tersebut.

“Kapan kau tutup toko? Shinwon hyung sudah membakar daging bagianmu,” sembur yang lelaki.

Yang wanita hanya mengangguk mengiyakan. “Lagipula sampai kapan kau menjalankan toko ini sendirian? Kurasa Bibi Yeeun tidak menanggung jawabkanmu untuk mengurus toko ini sendirian.”

Si pemuda tadi, bername tag 'Lai Guanlin' hanya mendengarkan keluhan kedua insan di hadapannya. “Toko ini terlalu berarti untuk kupercayakan pada orang lain. Lagipula, Bibi Yeeun memberi tanggung jawab padaku karena suaminya, Paman Wooseok akhirnya memutuskan untuk ikut membawanya ke tempat tinggalnya yang sekarang. Jangan mengubah fakta, noona!”

Yang dipanggil noona tadi mendengus. “Terserah saja. Kalau begitu aku dan Seonho akan langsung ke tempat janji. Jangan lama-lama menyusul, dengar?”

“Iya, Eunbin noona yang bawel.”

Dengan begitu kedua orang itu pergi dari sana. Kembali memberi kesendirian bagi Guanlin.

Guanlin menghela napasnya panjang. Tangannya mengusap foto yang ia tempel di balik meja kasir.

Foto seseorang yang sangat ia sayangi, namun orang yang sama yang juga ia khianati.

Rasa rindu kembali membuncah dari dalam hatinya.

Tiga tahun telah berlalu. Dengan berbagai macam kejadian yang terjadi.

Banyak yang berubah. Bahkan minggu lalu, Eunbin dan Shinwon memutuskan mengikat perjanjian suci di atas altar. Pesta bakar-bakar sore ini juga salah satu hadiah mereka bagi orang terdekatnya untuk merayakan pernikahannya.

Banyak rintangan yang harus mereka lalui. Banyak yang menentang mereka. Namun pada akhirnya, akhir yang bahagia telah menunggu mereka.

Berbeda dengan Guanlin yang sampai detik inipun masih membawa beban penyesalan di hatinya. Masih tersesat dalam jalan kehidupannya.

Siren; Shuhua ft. Guanlin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang